Jumat, 06 Februari 2015

Enaknya Jadi Anak Pondok (Pesantren)

Baru-baru ini gue ngepos tentang sebuah perasaan gue kepada seseorang. seseorang yang gue kenal ketika gue masih menuntut ilmu disebuah pondok pesantren dibilangan Bekasi, Jawa Barat. ada yang protes dengan Bekasi? ga ada kan ya? aman berarti. gara-gara tulisan itu, gue kembali mengarungi dalamnya lautan ingatan gue. mengingat masa yang menyenangkan ketika disana. mengingat dimana gue belajar dan membentuk diri gue yang sekarang. dan buat yang kenal gue di malang, dengan gue yang begini jangan salahkan didikan pondok gue tapi emang karena cetakan dari sananya gue udah begini hahaha :p

pondok pesantren dengan segala lika-liku kehidupan yang ada didalamnya. semua jenis karakter manusia ada disana. mulai dari yang royal, pelit, pinter, bodoh, serius, kocak, konyol, pokoknya semua ada disana dah. sekarang gue begini, temen gue ada yang lebih dari gue sekarang hahah :p. satu hal yang menarik ketika di pondok yaitu 80% orangnya humoris. tidak ada menit yang terlewatkan tanpa ketawa. kecuali, pas pelajaran guru-guru killer dan guru-guru senior baru pada serius yaaa walaupun kadang banyak juga ketawanya. dalam hal pelajaran cuman 1 pelajaran yang bikin setress. bukan fisika, kimia, biologi atau matematika (gue jurusan IPA). tapi yang bikin setress itu pelajaran TAHFIZUL QUR'AN . kalo yang gatau ini pelajaran dimana kita diwajibkan menghapal Al-Qur'an. nih yaa lu bayangin aja, ngapalin rumus yang sealaihum gambreng aja otak gue sampe tumpeh tumpeh apalagi ngapalin Al-Qur'an, botak mungkin gue. makanya gue kabur mulu pas pelajaran ini hahaha :p. udah ah disini kan niatnya mau ngasih tau enaknya jadi anak pondok.

oke deh, kita mulai dari yang pertama. "Anak pondok akan terlihat awet muda" kenapa gue bilang begitu? karena gue ngalamin sendiri kejadian ini. dengan umur gue yang udah semster tua, sebut saja semester 8. ga jarang gue dibilang masih MaBa (Mahasiswa Basi Baru) dan baru-baru ini gue malah disangkain masih kelas 2 SMA. keren kan? gimana ga keren, kuliah yang udah diujung tanduk tapi masih kelihatan kayak anak kelas 2 SMA. ini terjadi karena ketika gue masih di pondok, gue dikelilingi oleh orang yang humoris. kalo kata Gus Dur, gudangnya humor itu ada di pondok pesantren. ini tidak terbantahkan karena gue ngalamin langsung. orang banyak bilang kalo sering ketawa itu awet muda. dan gue udah ngebuktiin itu. gue banyak ketawa dan banyak senyum. tapi efek negatifnya lu akan disangkain gila sama orang-orang

kedua, sebenarnya ini masih efek dari humoris tadi. "lu akan mudah beradaptasi atau mudah diterima dengan lingkungan baru lu". membuat orang ketawa dan melakukan hal yang konyol itu beda tipis. kalo lu nonton anime naruto lu akan ketemu kata-kata kayak gini "kadang orang konyol lebih disukai dari yang lainnya" sekali lagi ini gue buktikan. dengan gue bertingkah konyol, gue lebih cepat diterima dilingkungan baru gue. mungkin bukan konyol yaa tapi homuris sedikit konyol dan berbau mesum hahaha. tapi, tergantung lingkungan juga sih. mungkin karena gue berada di lingkungan jurusan matematika yang diisi dengan manusia serius, gue hadir dengan sepercik cahaya membawa ketawa di matematika 2011 kampus gue. *Pede mampus gue*. padahal mah gue dikucilin diangkatan gue. buktinya, temen-temen gue udah berkutat dengan skripsi tapi gue masih aja berebut kelas dengan ade angkatan. *oke ini diluar konteks*. hal lain yang mendukung lu mudah diterima adalah, lu gampang mengindentifikasi sifat orang-orang yang ada disekeliling lu. kenapa gue bilang begini. diawal sudah gue bilang di pondok itu semua sifat manusia ada didalamnya. dan lu hidup dengan mereka selama 6 tahun. dari bangun tidur sampe tidur lagi ketemunya itu itu aja. pastinya lu paham dong dengan sifat dan cara menghadapi mereka. maka dari itu, anak pondok akan lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan. 

ketiga, "Lu akan lebih santai dalam menghadapi sebuah masalah" lu pernah denger kata-kata begini kan "Don't judge the book by a cover". Tapi, orang indonesia ga bisa begitu. orang indonesia itu pasti "Judge the book by a cover". melihat segala sesuatu hanya dari penampilannya saja. orang indonesia akan terlihat sedang ada masalah hanya dengan melihat ekspresi mukanya. jadi, orang sedikit agak segan mendekati orang terlihat punya banyak masalah. dengan ekspresi begitu lu akan terlihat sangat menyedihkan. hidup itu cuman sekali, maka manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya. tapi, untuk masalah ini tidak akan berlaku bagi anak pondok. di pondok dulu, ada mata pelajaran yang namanya mahfuzot yang berisi pepatah-pepatah arab yang memotivasi seseorang. salah satu dari kata mutiara yang gue inget dan gue jadiin pegangan hidup adalah "Jangan katakan wahai tuhan aku mempunyai masalah yang besar, tapi katakanlah wahai masalah aku punya tuhan yang besar". kira-kira begitu redaksinya. pokoknya jangan takut dengan masalah karena kita punya tuhan yang selalu menolong kita. dan juga tuhan tidak akan memberikan ujian lebih dari kemampuan umatnya. tapi dosen ga begitu, selalu memberikan ujian diluar kemampuan gue. bukan salah dosen juga sih, guenya aja yang ga bisa ngerjain soalnya :p *oke ini diluar konteks*. jadi, sebagian anak pondok akan terlihat biasa-biasa aja ketiga mereka menghadapi masalah. karena mereka berpegang teguh kepada 2 kalimat diatas. mahfuzot diatas sinkron dengan perkataan Charlie Van Houten Chaplin. beliau mengatakan " Kita memang punya banyak masalah dalam hidup. tapi, bibir kita tidak tahu kalo kita punya masalah. Jadi, tetaplah tersenyum karena senyum merupakan shodaqoh" eh, tapi chaplin ga bilang kalo senyum merupakan shodaqoh :p

ini yang terakhir dan paling penting dari enaknya jadi anak pondok yaitu "anak pondok ga bakalan bisa jadi pemain BO**KEP". bukan kita taku dosa, azab dan lain sebagainya tapi karena memang kita ga bisa. belum dicasting aja udah ditolak. baru buka celana aja udah pasti ditolak. ini karena sebuah kutukan buat anak pondok. gue ceritain dari awal. tapi ini khusus laki-laki, gue gatau dah kalo cewe ngalamin apa ga. tapi kayaknya ga dah. kalo anak-anak pondok yang cowo udah familiar dengan istilah "Stempel Pondok". menurut senior gue, belum sah kita jadi anak pondok kalo kita belum dapet stempel pondok. stempel ini didapatkan setelah kita kena penyakit yang namanya "GALER" atau dikalangan santri pondok gue dikenal dengan nama GAruk pe**LER. penyakit ini menyerang daerah selangkangan dan sekitarnya. gue juga gatau kenapa yang diserang hanya daerah sekitar itu aja. kenapa ga daerah badan, tangan, atau kepala, atau bagian lainnya dah selain daerah selangkangan. dan setelah sembuh, terbitlah stempel pondok yaitu bagian selangkangan kita akan berubah menjadi hitam. bagi yang pernah nonton bokep, lu pasti lu semua ngeliat gimana bersihnya daerah selangkangan pemeran cowonya. bersih dan putiiiiiiiiiiiih men ga item. lah, kita anak pondok selangkangannya item semua. sampai sekarang gue berfikir tuhan menjaga anak anak pondok dari kenikmatan dunia yang sesaat ini dengan penyakit galer. 

cuman itu yang bisa gue bagi ditulisan kali ini. "berbahagialah kalian yang menjadi anak pondok. jangan takut dikatain kuper, gaptek, dll. karena kalian mendapatkan lebih dari yang ga tinggal dipondok !!!"