“Maha Suci Allah,
yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil
Al-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar
lagi Maha Melihat”
(QS
17:1)
Berbicara tentang kerasulan Muhammad
SAW. tentunya tidak terlepas dari peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Sebuah perjalanan
yang menimbulkan pertanyaan besar. Apakah benar Muhammad melakukan perjalanan
ke tempat yang jauh dalam waktu yang singkat? Apakah benar Muhammad melakukan perjalanan
menembus ruang dan waktu hingga sidratul
muntaha untuk bertemu dengan Allah SWT.?
Seluruh umat Islam di dunia ini
mempercayai bahwa Muhammad melakukan perjalanan itu. Tetapi, sebagian umat
agama lain tidak mempercayai itu. Karena pertanyaannya adalah kendaraan apa
yang digunakan oleh Muhammad dalam melakukan perjalanan itu. Sedangkan ilmu
pengetahuan pada saat itu belum menemukan kendaraan yang bisa mengantarkan
Muhammad dari Masjidil Haram (mekkah) ke Masjidil Al-Aqsa (Palestina), yang
berjarak 1.953 km dalam waktu yang singkat.
Sekarang, dengan perkembangan
ilmu pengetahuan yang sangat pesat. Apalagi didukung dengan penemuan kecepatan
cahaya (3.108 m/s) yang melebihi kecepatan suara (super sonic). Perjalanan Muhammad bisa
diterima oleh khalayak banyak. Artinya, saat itu Muhammad diperjalankan oleh
Allah SWT. dengan kecepatan cahaya atau mungkin bisa lebih. Mengapa saya
berasumsi Muhammad diperjalankan dengan kecepatan cahaya? Karena, untuk
menempuh perjalanan dengan jarak yang hampir 2000 km dalam waktu singkat, kecepatan
apalagi yang digunakan kalau bukan kecepatan cahaya?
Untuk membaca tulisan ini mari
kita samakan asumsi kalau Muhammad diperjalankan dengan kecepatan cahaya. Pertama
kita bahas waktu yang ditempuh oleh Muhammad dari Mekkah ke Palestina. Rumus
awalnya adalah Jarak = Kecepatan x Waktu. Berarti kalau kita mau menghitung
waktu tempuh, rumusnya menjadi Waktu = Jarak/Kecepatan. So, dengan kecepatan
cahaya 3.108 m/s (300.000.000 m/s) berarti jika dikonversi ke satuan
KM menjadi 300.000 km/s. Lalu kita mulai menghitung waktu tempuhnya. Kita bulatkan
saja jarak mekkah ke palestina menjadi 2000 km (agar mudah menghitungnya). Sekarang,
kita masukkan ke rumusnya Waktu = 2000 Km/300.000 Km/s. Hasilnya, 1/150 s. Jadi,
Muhammad hanya memerlukan 1/150 s untuk menempuh jarak 2000 Km.
Kemudian, yang menjadi masalah
buat saya adalah efek yang ditimbulkan dari pergerakan tersebut. Contoh kecil
saja, ketika kita menonton film “Fast and Furious 5” ada sebuah adegan ketika 4
tokoh melakukan pencurian mobil polisi dan melakukan Drag Race dengan jarak yang pendek dari satu lampu lalu lintas ke
lampu lalu lintas lainnya. Hanya dengan kecepatan ratusan km/jam saja sudah
mampu menggetarkan kaca ruko disekitar lintasan Race tersebut. Kalau kita
kaitkan dengan peristiwa yang dialami oleh Muhammad, beliau bergerak dengan
kecepetan cahaya yang mencapai 300.000 km/s. Berarti efek yang ditimbulkan pun melebihi
apa yang diilustrasikan di film Fast & Furious tersebut.
Selanjutnya, saya mencoba
mengaitkan dengan rumus yang diciptakan oleh Albert Einsten yaitu, E=MC2.
E= Energi, M= Massa, C= Konstanta Kecepatan Cahaya (3.108 m/s). Artinya,
ketika ada benda yang bermassa bergerak dengan kecepatan cahaya ada energi yang
akan dihasilkan. Kalau kita kaitkan dengan kejadian Isra’ dan Mi`raj, ada
energi yang dihasilkan dan itu sangat besar. Coba kita hitung. Kita berandai
andai kalo Muhammad memiliki massa 60Kg (diambil dari rata rata massa umat
Muhammad). Lalu masukkan ke dalam rumus tersebut :
E= 60 x (3.108)2
E= 60 x 9.1016
E= 540.1016
Coba kita telaah hasil dari
perhitungan diatas. Betapa besar energi yang dihasilkan oleh perjalanan Isra’
dan Mi’raj. Dengan energi yang begitu besar ini saya tidak bisa membayangkan
apa yang terjadi didaerah sekitar lintasan perjalanan (Mekkah sampai
Palestina). Kalau kita kaitkan dengan Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki, tentu
dengan energi yang dihasilkan oleh perjalanan ini efek yang ditimbulkan sangatlah
waaaaaaaaaaaah. Tetapi, coba kita
lihat keadaan daerah sekitar lintasan Isra’ Mi’raj, apakah ada yang berdampak
melebihi Bom Hiroshima dan Nagasaki? Jangankan melebihi, untuk sama dengan efek
Bom tersebut saja, saya tidak melihatnya.
Ketika tidak ada efek secara
empiris, maka tidak ada energi yang dihasilkan dari perjalanan Isra’ dan Mi’raj
tersebut. Lalu, apa yang membuat energi tersebut tidak ada? Jikalau kita
kembali kepada rumus E=MC2. Jika energi yang dihasilkan tidak ada
maka, E = 0. Kalau E = 0 maka, ada yang membuatnya menjadi 0. Lalu, apa yang
membuatnya menjadi 0? Dua element yang menghasilkan energi menurut rumus
tersebut adalah Massa dan Konstanta kecepatan cahaya. Jadi, satu satunya yang
membuat energi tersebut menjadi 0 adalah massa. Karena element yang satunya
lagi adalah konstanta. Ketika manusia tidak mempunyai massa, maka tidak ada
jasad yang menyelimutinya. Karena, jasad mempunyai massa dan tidak nol. Maka siapa
yang diperjalankan oleh Allah ketika Isra’ dan Mi’raj?
Ini yang menjadikan kajian saya
tidak berhenti sampai di pertanyaan ini. Saya tetap menjadikan Al-Quran sebagai
sumber ilmu pengetahuan. Tidak mungkin Al-Quran Menghianati Ilmu Pengetahuan.
Maka dari itu saya tetap percaya bahwa Muhammad yang diperjalankan oleh Allah
ketika Isra’ Mi’raj.
Beberapa saat saya duduk dan
mencoba mencari tahu sesuatu seperti apa yang mempunyai massa 0. Disiplin ilmu
yang saya geluti tidak membahas
tentang massa. Kemudian saya bertanya kepada seseorang yang sedang duduk di
samping pintu UKM. Dia seorang sarjana fisika. Dia bilang “gelombang mempunyai
massa 0”. Lalu, apa yang ada didalam diri manusia yang berbentuk gelombang?. Saya
mulai berfikir, manusia itu punya dua unsur yaitu jasad dan ruh. Jika dikaitakan
dengan terjadinya Isra’ dan Mi’raj tadi, jasad sudah tidak mungkin ikut dalam
perjalanan tersebut karena jasad mempunyai massa. Dan massa lah yang
menghasilkan energi. Jadi, satu-satunya dalam diri Muhammad yang bisa ikut
dalam perjalanan tersebut adalah ruh nya.
Pada saat Isra' Mi'raj,
dikisahkan bahwa Rasulullah dan Jibril telah tiba di Sidratul Muntaha, namun
malaikat Jibril berkata kepada Muhammad bahwa ia sudah tidak sanggup lagi
mengantar Muhammad untuk menghadap ke Hadirat Allah SWT. Jibril berkata:
"Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah, perlu 60.000 tahun lagi aku
harus terbang. Itulah jarak antara aku dan Allah yang dapat aku capai. Jika aku
terus juga ke atas, aku pasti hancur luluh".
Perhatikan kisah diatas! Ketika
Jibril berkata “Jika aku terus ke atas, aku pasti hancur luluh”. Coba kita
analisis kalimat “hancur luluh”. Kalo ditafsirkan secara bahasa, jasad Jibril
akan hancur ketika sampai ke sidratul muntaha. Jibril diciptakan dari cahaya. Di
bukunya Tan Malaka yang berjudul “Medilog” dikatakan bahwa dahulu kita hanya
mengenal 4 element yang ada di Bumi yaitu Air, Api, Udara dan Tanah. Dan diantara
4 element ini Tanah merupakan element paling lemah. Jadi, cahaya aja bisa
hancur ketika masuk ke sidratul muntaha, apalagi manusia yang hanya terbuat
dari tanah.
Ketika saya menanyakan ini kepada
teman – teman di pondok dahulu, saya mmendapati jawaban yang mengatakan bahwa
para ulama pun memiliki pendapat yang berbeda tentang masalah ini. Ada yang berpendapat
bahwa Jasad Muhammad ikut dalam perjalan ini ada juga yang berpendapat hanya
ruh nya saja yang ikut. Berdasarkan perhitungan
dan kajian diatas, saya berpendapat bahwa hanya ruh nya Muhammad saja yang ikut
dalam perjalanan Isra’ Mi’raj tersebut.
Tetapi, saya tidak akan
menyalahkan pendapat para ulama yang mengatakan bahwa Jasad Muhammad juga ikut
dalam perjalanan tersebut. Karena para ulama memiliki kajian tersendiri dalam
masalah ini. Dan para ulama pun tentunya lebih menguasai ilmu keagamaan
daripada saya. Dan kembali pertanyaan diatas muncul “Apakah Jasad Muhammad Ikut
Dalam Perjalanan Isra’ Mi’raj?”
-- okvin.. kamu memang cerdas...
BalasHapusmaaaaak tin... kangen.. saya nemu foto sampean paa PRA hahaha.. saya pajang di mading UKM hahahaha
HapusAduhai analisis mu ☺
BalasHapusRadiiiit, gue baru mampir blog lu nih. Gak nyangka lu bisa nulis segitu jelinya. Dari dulu gue sih selalu mikir kalo kalam Allah gak bisa diartikan segitu gamblangnya sama manusia. Mungkin karena otak gue terbatas buat memahami kalimatnya, tapi terlalu banyak hal yang banyak manusia gak bisa jelasin. Gue pernah baca tentang isra mi'raj itu yang katanya dengan kecepatan cahaya. gue gak yakin itu ada di Al Quran atau hadits. Kalau hadits, mungkin banyak perdebatan ya mengenai kebenarannya.
BalasHapusEh, ini lo sendiri yang nulis?
kenapa rin?? lu kaget gue nulis gitu?? udah jarang gue nulis yang kayak gini.. di awal blog gue muncul yaaa gue nulis yang model ginih hahaha
Hapus