Sabtu,
23 Desember 2017
“Ini bukan cuman urusan tanah, tapi ada juga ada kehidupan disana. Sesuatu
tumbuh dari tanah (mereka hidup)”. (Aldo Leopold)
Pagi
ini saya terbangun lumayan cepat. Yaa walaupun alasannya adalah untuk menonton
salah satu team sepak bola favorite saya bertanding. Tetapi, setelah
pertandingan itu, saya tidak bisa tertidur lagi. Yaa mungkin karena jam tidur
sudah kembali normal seperti biasa. Hari ini merupakan hari libur, Long Weekend lebih tepatnya. Ini membuat
saya bosan. Bingung mau ngapain. Baca buku bosen terus juga mau liburan tapi
mau kemana dan yang paling penting sih liburannya sama “siapa” hehehe. Akhirnya
saya putuskan untuk maen Sudoku. Tapi, lama kelamaan bosen juga sih. Yaudah akhirnya
buka youtube aja dah. Setelah buka youtube, muncul salah satu rekaman diskusi disalah
satu channel tentang Ekofenimisme yang dipandu oleh Rocky Gerung. Setelah
menonton sedikit diskusi tersebut, saya teringat akan tulisan saya sebelumnya
(Tanpa Judul). Yang sedikit isinya membahas tentang masalah pembangunan bandara
di Kulon Progo. Pembangunan yang merugikan warga setempat dan ada kemungkinan
bisa merusak keseimbangan alam disana.
Menurut
saya (mungkin kalian juga), sampai saat ini Indonesia masih berstatus Negara berkembang
(entah kapan menjadi Negara maju). Saya tidak tahu pemikiran ini tercetus darimana,
saya melihat bahwa suatu Negara dikatakan maju, ketika Negara tersebut kuat
dalam bidang ekonomi. Karena itulah untuk menjadi Negara maju, Indonesia harus
kuat dibidang ekonomi. Untuk membuat ekonomi Indonesia maju, maka harus
ditunjang dengan Infrastruktur yang mumpuni. Karena itulah kita tidak bisa lari
dari yang namanya pembangunan. Tetapi, pertanyaannya adalah “Apakah pembangunan
yang dilakukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi harus mengorbankan alam?”
tidak bisakah pembangunan juga melihat alam sebagai suatu hal yang perlu
dipertimbangkan. Padahal menurut Aldo Leopold, manusia hanya sebagian kecil
dari organisme di alam ini. artinya, ketika Leopold berpendapat demikian, ada
relasi antara manusia dengan alam. Kasarnya ialah “Ketika alam rusak, maka
Manusia juga akan rusak”