Sabtu, 08 Maret 2014

Mencari Jerami diTumpukan Jarum

halo semuanya.. sudah lama yaa gue ga nyampah lagi di blog gue. yaa semenjak gue terlena dengan kesenangan sesaat, gue jadi lupa dunia gue yang lama. dunia yang cuman ada HP, laptop, sama novel heheh. kasian 3 temen gue ini dicuekin, yaaa terhitung semenjak 5 tulisan terakhir dibawah, gue jadi gatau lagi mau nulis apa. mungkin, sebagian dari kalian menunggu gimana kelanjutan cerita dibawah. yaa gue cerita singkat aja yaa..

Semula setelah tulisan terakhir itu mau gue lanjutin. Pengen banget, tapi entah kenapa gue males banget untuk nulis cerita selanjutnya. Mungkin gue terlena dengan kebahagiaan semu yang telah diberikan oleh obyek yang ada ditulisan gue itu. Yaa intinya sih beberapa bulan gue rasain manis, manis banget. Semanis ngerjain UAS Kalkulus Peubah Banyak dengan soal integral lipat 3. Sangking manisnya gue lupa kalau masih ada rasa pahit, asam, manis, asin, pedas dan lain sebagainya. Rasa manis itu hanya bertahan beberapa bulan kok. Setalah gue tau semuanya, sekarang pahit, asam, asin dan pedas itu gue rasain semua. semuanya menjadi satu. Seperti rujak rasanya tapi, ga pakai buah, bumbunya doang.

Nah, para pembaca blog gue yang budiman, seperti itu lah singktanya terusan 5 cerita gue sebelumnya. tentunya kalian bisa ngambil kesimpulan kan dari cerita 1 paragraf diatas. sekarang yaa keadaan gue kembali seperti semula, HP, laptop, novel, oh mungkin tambahannya yaa cuman buku-buku kuliah. Gue mau rajin semester ini hehehe. masa gue lulus kuliah lebih lama dari lulus SD kan ga enak hehehe. Sebenarnya bukan itu yang mau gue tulis ditulisan kali ini. Tapi, yaa sebagai pengantar aja hehehe. ini yang mau gue ceritain..

Jadi, setelah kejadian itu semua, gue kembali mulai menata rumah gue (baca:hati). rumah yang selama ini tempat roh gue bernaung. Ada satu pepatan yang gue plesetin. pepatah aslinya begini "Bagai mencari jarum ditumpukan jerami". Tapi, gue ubah jadi "bagai mencari jerami ditumpukan jarum".


nah, apa maksud dari plesetan diatas? Ini berkaitan dengan pengalaman gue yang baru baru ini terjadi. yaaa about someone yang itu hehehe. "bagai mencari jerami ditumpukan jarum". Kalian pasti bisa membayangkan bagaimana itu terjadi dalam kehidupan kalian. 1 jerami tapi ditengah tumpukan banyak jarum. kan sudah banget kita mencari jeraminya. Jikalau hanya mencari jarum ditumpukan jerami agak lebih mudah, apalagi, jarum itu tajam. Mencarinya cukup dengan ngaduk-ngaduk jerami, kalau ada yang nusuk berarti itu jarum. Tapi, bagaimana dengan mencari jerami ditumpukan jarum? mau diaduk-aduk juga? ya ga kan? yang ada lu malah nambah pori-pori baru atau bahkan nambah lobang lagi selain mulut, hidung, telinga sama pantat.

Ada sih cara yang aman. yaitu dengan menyingkirkan satu persatu jarumnya, nah nanti pasti ketemu kan jeraminya. Tapi ini membutuhkan waktu yang lumayan lama. atau bisa juga dengan menggunakan magnet. Tapi, nanti kalau jeraminya nempel di jarum pasti akan ikut keambil sama si magnet. nanti bisa kerja 2 kali kita.

Nah, bisa kalian bayangkan betapa susahnya mencari jerami ditumpukan jarum. gue coba menyinkronkan pepatah plesetan ini dalam kehiupan gue. yaa pasti lah ada makna yang terkandung di dalamnya. gue coba mengaitkan plesetan diatas dengan upaya mencari seseorang teman hidup (jodoh). Memang wanita itu banyak di dunia ini. Jangankan di dunia, di kampus gue yang cuman sepetak aja banyak banget wanita. Tapi, untuk mencari yang pas itu dengan gue itu susah. Jujur aja obyek yang ditulisan gue itu adalah wanita pertama yang berani gue deketin semenjak gue kuliah di Malang. 2 tahun gue tinggal di malang dan baru ketemu 1 orang itu. *laaah jadi curhat*. Betapa susahnya untuk mencari orang pas sama gue. Tapi, setelah gue ngerasa pas ternyata itu masih belum. Bukan dia ternyata jerami yang gue cari ditengah tumpukan jarum-jarum. Entah gue yang kurang teliti atau apa. Atau bahkan ketika gue ngambil, gue lagi mabok. Padahal jarum eh, gue sangkain jerami. Atau mungkin juga ketika gue memilah, eh ada jarum yang menyerupai jerami, kan gue gatau. Dan sekarang jarum yang menyerupai jerami itu sudah melukai tangan gue #eeeeaaaaaa.

Memang ketika jarum itu menyerupai jerami akan kita ambil, lambat laun akan membuat tangan kita terluka. yaa kita ambil contoh seorang penjahit. pasti seorang penjahit itu pernah tertusuk jarum, padahal jarum itu sudah menjadi teman dia sehari hari. kesimpulannya adalah kita jangan sampai tidak bisa membedakan antara jerami dan jarum. dan lebih berhati hati lagi ketika memilah jarum untuk mendapatkan jerami. tapi, jarum yang kita sangkain jerami itu jangan kita buang melainkan kita jadikan bahan pembanding untuk memilih mana jerami mana jarum.

Dan sekrang gue nyoba lagi nyari jerami yang asli ditengah jarum yang siap nusuk nusuk jari gue. tapi, kalo udah ada yang mau jadi jeraminya yaa gapapa, gue siap ngambil kok hehehhe :p. atau ada yang mau bantu gue untuk mencari jerami ditengah tumpukan jarum, gue sih ga nolak heheh *fakir asrama banget yaa gue*

jadi, itu dulu yaa sedikit sampah dari gue untuk kali ini. semoga bermanfaat bagi yang membaca dan yag tidak membaca. dan jangan lupa juga kasih komentar kalo teori gue ga jelas atau malah kalian ga setuju. dan gue akan terus ngeshare apapun yang gue temuin di sekitar gue yang layak untuk dishare *ga penting banget*. see you.... bye bye....

1 komentar: