Jumat, 11 Desember 2015

Apakah Jasad Muhammad Ikut dalam Isra’ Mi’raj?



Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”
(QS 17:1)

Berbicara tentang kerasulan Muhammad SAW. tentunya tidak terlepas dari peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Sebuah perjalanan yang menimbulkan pertanyaan besar. Apakah benar Muhammad melakukan perjalanan ke tempat yang jauh dalam waktu yang singkat? Apakah benar Muhammad melakukan perjalanan menembus ruang dan waktu hingga sidratul muntaha untuk bertemu dengan Allah SWT.?
Seluruh umat Islam di dunia ini mempercayai bahwa Muhammad melakukan perjalanan itu. Tetapi, sebagian umat agama lain tidak mempercayai itu. Karena pertanyaannya adalah kendaraan apa yang digunakan oleh Muhammad dalam melakukan perjalanan itu. Sedangkan ilmu pengetahuan pada saat itu belum menemukan kendaraan yang bisa mengantarkan Muhammad dari Masjidil Haram (mekkah) ke Masjidil Al-Aqsa (Palestina), yang berjarak 1.953 km dalam waktu yang singkat.
Sekarang, dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat. Apalagi didukung dengan penemuan kecepatan cahaya (3.108 m/s) yang melebihi kecepatan suara (super sonic). Perjalanan Muhammad bisa diterima oleh khalayak banyak. Artinya, saat itu Muhammad diperjalankan oleh Allah SWT. dengan kecepatan cahaya atau mungkin bisa lebih. Mengapa saya berasumsi Muhammad diperjalankan dengan kecepatan cahaya? Karena, untuk menempuh perjalanan dengan jarak yang hampir 2000 km dalam waktu singkat, kecepatan apalagi yang digunakan kalau bukan kecepatan cahaya?
Untuk membaca tulisan ini mari kita samakan asumsi kalau Muhammad diperjalankan dengan kecepatan cahaya. Pertama kita bahas waktu yang ditempuh oleh Muhammad dari Mekkah ke Palestina. Rumus awalnya adalah Jarak = Kecepatan x Waktu. Berarti kalau kita mau menghitung waktu tempuh, rumusnya menjadi Waktu = Jarak/Kecepatan. So, dengan kecepatan cahaya 3.108 m/s (300.000.000 m/s) berarti jika dikonversi ke satuan KM menjadi 300.000 km/s. Lalu kita mulai menghitung waktu tempuhnya. Kita bulatkan saja jarak mekkah ke palestina menjadi 2000 km (agar mudah menghitungnya). Sekarang, kita masukkan ke rumusnya Waktu = 2000 Km/300.000 Km/s. Hasilnya, 1/150 s. Jadi, Muhammad hanya memerlukan 1/150 s untuk menempuh jarak 2000 Km.
Kemudian, yang menjadi masalah buat saya adalah efek yang ditimbulkan dari pergerakan tersebut. Contoh kecil saja, ketika kita menonton film “Fast and Furious 5” ada sebuah adegan ketika 4 tokoh melakukan pencurian mobil polisi dan melakukan Drag Race dengan jarak yang pendek dari satu lampu lalu lintas ke lampu lalu lintas lainnya. Hanya dengan kecepatan ratusan km/jam saja sudah mampu menggetarkan kaca ruko disekitar lintasan Race  tersebut. Kalau kita kaitkan dengan peristiwa yang dialami oleh Muhammad, beliau bergerak dengan kecepetan cahaya yang mencapai 300.000 km/s. Berarti efek yang ditimbulkan pun melebihi apa yang diilustrasikan di film Fast & Furious tersebut.
Selanjutnya, saya mencoba mengaitkan dengan rumus yang diciptakan oleh Albert Einsten yaitu, E=MC2. E= Energi, M= Massa, C= Konstanta Kecepatan Cahaya (3.108 m/s). Artinya, ketika ada benda yang bermassa bergerak dengan kecepatan cahaya ada energi yang akan dihasilkan. Kalau kita kaitkan dengan kejadian Isra’ dan Mi`raj, ada energi yang dihasilkan dan itu sangat besar. Coba kita hitung. Kita berandai andai kalo Muhammad memiliki massa 60Kg (diambil dari rata rata massa umat Muhammad). Lalu masukkan ke dalam rumus tersebut :

E= 60 x (3.108)2
E= 60 x 9.1016
E= 540.1016

Coba kita telaah hasil dari perhitungan diatas. Betapa besar energi yang dihasilkan oleh perjalanan Isra’ dan Mi’raj. Dengan energi yang begitu besar ini saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi didaerah sekitar lintasan perjalanan (Mekkah sampai Palestina). Kalau kita kaitkan dengan Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki, tentu dengan energi yang dihasilkan oleh perjalanan ini efek yang ditimbulkan sangatlah waaaaaaaaaaaah. Tetapi, coba kita lihat keadaan daerah sekitar lintasan Isra’ Mi’raj, apakah ada yang berdampak melebihi Bom Hiroshima dan Nagasaki? Jangankan melebihi, untuk sama dengan efek Bom tersebut saja, saya tidak melihatnya.
Ketika tidak ada efek secara empiris, maka tidak ada energi yang dihasilkan dari perjalanan Isra’ dan Mi’raj tersebut. Lalu, apa yang membuat energi tersebut tidak ada? Jikalau kita kembali kepada rumus E=MC2. Jika energi yang dihasilkan tidak ada maka, E = 0. Kalau E = 0 maka, ada yang membuatnya menjadi 0. Lalu, apa yang membuatnya menjadi 0? Dua element yang menghasilkan energi menurut rumus tersebut adalah Massa dan Konstanta kecepatan cahaya. Jadi, satu satunya yang membuat energi tersebut menjadi 0 adalah massa. Karena element yang satunya lagi adalah konstanta. Ketika manusia tidak mempunyai massa, maka tidak ada jasad yang menyelimutinya. Karena, jasad mempunyai massa dan tidak nol. Maka siapa yang diperjalankan oleh Allah ketika Isra’ dan Mi’raj?
Ini yang menjadikan kajian saya tidak berhenti sampai di pertanyaan ini. Saya tetap menjadikan Al-Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan. Tidak mungkin Al-Quran Menghianati Ilmu Pengetahuan. Maka dari itu saya tetap percaya bahwa Muhammad yang diperjalankan oleh Allah ketika Isra’ Mi’raj.
Beberapa saat saya duduk dan mencoba mencari tahu sesuatu seperti apa yang mempunyai massa 0. Disiplin ilmu yang saya geluti tidak membahas tentang massa. Kemudian saya bertanya kepada seseorang yang sedang duduk di samping pintu UKM. Dia seorang sarjana fisika. Dia bilang “gelombang mempunyai massa 0”. Lalu, apa yang ada didalam diri manusia yang berbentuk gelombang?. Saya mulai berfikir, manusia itu punya dua unsur yaitu jasad dan ruh. Jika dikaitakan dengan terjadinya Isra’ dan Mi’raj tadi, jasad sudah tidak mungkin ikut dalam perjalanan tersebut karena jasad mempunyai massa. Dan massa lah yang menghasilkan energi. Jadi, satu-satunya dalam diri Muhammad yang bisa ikut dalam perjalanan tersebut adalah ruh nya.
Pada saat Isra' Mi'raj, dikisahkan bahwa Rasulullah dan Jibril telah tiba di Sidratul Muntaha, namun malaikat Jibril berkata kepada Muhammad bahwa ia sudah tidak sanggup lagi mengantar Muhammad untuk menghadap ke Hadirat Allah SWT. Jibril berkata: "Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah, perlu 60.000 tahun lagi aku harus terbang. Itulah jarak antara aku dan Allah yang dapat aku capai. Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur luluh".
Perhatikan kisah diatas! Ketika Jibril berkata “Jika aku terus ke atas, aku pasti hancur luluh”. Coba kita analisis kalimat “hancur luluh”. Kalo ditafsirkan secara bahasa, jasad Jibril akan hancur ketika sampai ke sidratul muntaha. Jibril diciptakan dari cahaya. Di bukunya Tan Malaka yang berjudul “Medilog” dikatakan bahwa dahulu kita hanya mengenal 4 element yang ada di Bumi yaitu Air, Api, Udara dan Tanah. Dan diantara 4 element ini Tanah merupakan element paling lemah. Jadi, cahaya aja bisa hancur ketika masuk ke sidratul muntaha, apalagi manusia yang hanya terbuat dari tanah.   
Ketika saya menanyakan ini kepada teman – teman di pondok dahulu, saya mmendapati jawaban yang mengatakan bahwa para ulama pun memiliki pendapat yang berbeda tentang masalah ini. Ada yang berpendapat bahwa Jasad Muhammad ikut dalam perjalan ini ada juga yang berpendapat hanya ruh  nya saja yang ikut. Berdasarkan perhitungan dan kajian diatas, saya berpendapat bahwa hanya ruh nya Muhammad saja yang ikut dalam perjalanan Isra’ Mi’raj tersebut.
Tetapi, saya tidak akan menyalahkan pendapat para ulama yang mengatakan bahwa Jasad Muhammad juga ikut dalam perjalanan tersebut. Karena para ulama memiliki kajian tersendiri dalam masalah ini. Dan para ulama pun tentunya lebih menguasai ilmu keagamaan daripada saya. Dan kembali pertanyaan diatas muncul “Apakah Jasad Muhammad Ikut Dalam Perjalanan Isra’ Mi’raj?”


Wallahau a’lam Bish Shawab

5 komentar:

  1. Balasan
    1. maaaaak tin... kangen.. saya nemu foto sampean paa PRA hahaha.. saya pajang di mading UKM hahahaha

      Hapus
  2. Radiiiit, gue baru mampir blog lu nih. Gak nyangka lu bisa nulis segitu jelinya. Dari dulu gue sih selalu mikir kalo kalam Allah gak bisa diartikan segitu gamblangnya sama manusia. Mungkin karena otak gue terbatas buat memahami kalimatnya, tapi terlalu banyak hal yang banyak manusia gak bisa jelasin. Gue pernah baca tentang isra mi'raj itu yang katanya dengan kecepatan cahaya. gue gak yakin itu ada di Al Quran atau hadits. Kalau hadits, mungkin banyak perdebatan ya mengenai kebenarannya.
    Eh, ini lo sendiri yang nulis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kenapa rin?? lu kaget gue nulis gitu?? udah jarang gue nulis yang kayak gini.. di awal blog gue muncul yaaa gue nulis yang model ginih hahaha

      Hapus