Minggu, 18 November 2012

Mata-mata Budaya


Mata-mata SPY tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita. SPY  lebih dikenal dengan spionase adalah kegiatan orang tertentu yang secara diam-diam mengumpulkan informasi yang dianggap rahasia. Kagiatan ini sudah lama dikenal yaitu oleh Sun Tzu (544-496 SM) dan sudah dipraktikkan sejak zamam itu. ( Jend.Purn. A. M. Hendropiyono.2010). Pengumpulan informasi rahasia ini mulai dari bidang Ekonomi, Politik, Militer hingga bidang sosial dan budaya pun terjamah oleh pekerjaan ini.

Dalam tulisan ini saya ingin menyoroti pekerjaan mata-mata pada bidang ekonomi dan budaya. Kenapa? Karena dua bidang ini sekarang menjadi titik yang paling ekstrem dalam bangsa kita. Ekonomi merupakan aspek yang penting untuk mengukur perkembanga suatu bangsa. Sedangkan budaya berperan dalam pembentukan karakter masyarakat suatu bangsa.

Study kasus yang terjadi di Jepang. Negara maju ini sangat berkembang didalam kedua bidang tersebut. Dalam segi Ekonomi tidak bisa ditampikkan bahwa produk Jepang sangat diterima di dunia. Apalagi dalam bidang tekhnologi, negara ini sangat maju. Budaya mereka juga tidak kalah maju. Ketika mereka kalah dalam perang dunia ke-2. Mereka mempersilahkan AS untuk menjajah mereka, tetapi mereka punya satu syarat yaitu “jangan menggangu kebudayaan mereka”. Hasilnya kita lihat sekarang, bagaimana budaya Jepang membentuk karakter penerus bangsa mereka.

Lalu bagaimana dengan bangsa kita?? Budaya Indonesia yang bukan hanya menurut saya tetapi juga menurut banyak orang merupakan budaya yang menarik yang terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, masakan dan lain sebagainya bisa menjadi satu dibawah panji Indonesia. Tetapi, bagaimana dengan karakter para penerus bangsa dan penguasanya?? Jauh dari simbol budaya yang ada. Terus apa problemnya? Ya tentunya adalah zaman globalisasi sekarang. Pasar bebas yang tidak hanya menjual kebutuhan sehari-hari, tetapi juga menjual budaya negara lain untuk dibeli oleh Indonesia.

Dari segi ekonomi. Katanya pertumbuhan ekonomi Indonesia sekarang nomor 7 di dunia. Bisa dibilang WOW lah. Tetapi berbanding terbalik dengan kehidupan masyarakatnya. Hanya segelintir orang yang bisa tercukupi hidupnya. Yang lain masih bergelimang dengan kemiskinannya. Sekarang kita coba menghitung produk Indonesia apa yang menemani kehidupan kita sehari-hari? Ya mungkin bisa dihitung dengan jari tangan plus jari kaki. Sangking sedikitnya.

Indonesia dihujani dengan berbagai macam produk asing mulai dari kehidupan sehari-hari sampai dengan budaya pun di import dari luar negeri. Siapa yang berperan dalam masuknya produk asing ke Indonesia. Yaa bisa dikatakan mata-mata atau SPY. Seluruh informasi yang ditemukan oleh mata-mata tersebut ditransfer ke negara asal mereka dan kemudian dijadikan strategi untuk memasarkan produknya ke Indonesia.

Sekarang sepertinya mata-mata dalam bidang militer lebih sedikit tugasnya dibandingkan dengan mata-mata budaya. Bukan lagi perang senjata di dunia ini, tetapi perang budaya dan produk yang mengancam stabilitas negara tersebut.

Budaya negara lain gampang sekali untuk masuk ke negara ini. Padahal, negara ini banyak sekali budaya yang tidak kalah dengan negara lain. Jikalau negara lain hanya punya 1 sampai 10 kebudayaan, maka Indonesia mempunyai ratusan kebudayaan. Para mata-mata ini mencara informasi tentang masyarakat Indonesia. bagaimana tipe masyarakatnya dalam menyerap prosuk dari luar. Hasilnya bisa dilihat sekarang, dengan informasi yang didapatkan mereka mengubahnya menjadi sebuah strategi untuk memasarkan produkn budayanya di negara kita ini.

Tidak ada yang melarang kegiatan ini. Karena menurut mereka perang budaya tidak lah mengancam pertahanan sebuah negara. Iya sih memang tidak mengancam pertahanan, tetapi mengancam perubahan character bangsa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar