Selasa, 20 Juni 2017
Ada satu fenomena yang selalu
kita hadapi ketika Ramadhan datang, bukan tentang puasa, tarawih, atau mudik
yang saya bahas kali ini. tetapi, ada satu fenomena yang menjengkelkan ketika
bulan ramadhan, yaitu merajalelanya petasan. Sangking banyaknya petasan ketika
bulan ramadhan, didepan kost saya seperti medan perang di GAZA. Yaa emang sih
kost saya ada dibilangan Gazayana (sumpah ini jayus) hahah :p.
Ketika ramadhan datang, polisi
pun disibukkan dengan merazia pabrik dan pedagang petasan. Setiap tahun ini
pasti terjadi. Penyitaan dan pemusnahan petasan mengikuti setiap tahunnya. Entah
berapa uang yang mubazzir untuk membuat petasan dan kemudian tidak bisa dijual
karena disita aparat. Dan entah juga berapa uanng yang dianggarkan untuk
operasi petasan setiap tahunnya. Menurut saya, fenomena petasan ini hampir sama
seperti fenomena kebakaran hutan. Setiap tahun pasti terjadi dan seperti tidak
ada cara untuk menanggulangi agar tidak terjadi ditahun berikutnya.
Coba kita berfikir, apa yang
melatarbelakangi banyaknya petasan di bulan Ramadhan. Pertama, menurut saya,
ini karena kebiasaan yang sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia. Petasan
dan ramadhan tidak bisa dilepaskan. Ketika selesai berbuka anak-anak dan remaja
awal menghabiskan malam ramadhan dengan bermain petasan. Saya pun berfikir
seperti ini ketika saya masih kecil. Jangankan anak-anak dan remaja awal,
bahkan para mahasiswa pun yang menurut kita sudah dewasa masih memainkan
petasan untuk mengisi malam ramadhan. Nah, karena permintaan masyarakat
Indonesia terhadap petasan sangat tinggi ketika Ramadhan, maka tidak
mengherankan petasan menjadi banyak ketika Ramadhan. Kedua, adalah masalah
ekonomi, ini masih nyambung dengan alasan pertama. Ramadhan hanya sekali selama
satu tahun (Masa Sih?). nah, periode ini lah yang ditunggu-tunggu oleh para
produsen petasan. Kapan lagi bisa meraup untung besar kalau bukan sekarang. Soalnya,
kalau bulan bulan biasa kan petasan paling dipakai buat sunatan atau nikahan. Itu
pun ga setiap hari orang nikahan atau sunatan pakai petasan, paling ya orang
betawi doang. Tapi, beda kasus kalau bulan Ramadhan, mau ada nikahan atau ga,
mau betawi atau ga, setiap malam tetap main petasan. Bisa dibayangkan kan
bagaimana keuntungan para penjual atau produsen petasan ketika Ramadhan datang.
Tidak heran jika Ramadhan dibilang bulan penuh berkah.
Setelah kita mengetahui kenapa
petasan menjadi marak ketika Ramadhan, langkah selanjutnya adalah, bagaimana
menanggulangi fenomena ini. Kita tidak bisa memungkiri, petasan banyak
mudhorotnya, selain menganggu kenyamanan ketika beribadah pada malam hari,
petasan juga bisa melukai orang yang memainkannya. Sudah banyak kita mendengar
berita petasan meledak ditangan. Para pembuat petasan mah ga pernah mikir akan
jatuhnya korban, yang mereka pikirin gimana caranya mereka dapet uang untuk
menyambung hidup. Terlebih lagi ketika mendekati lebaran yang harga kebutuhan
naik. Solusinya sebenarnya simpel, yaitu membuat petasan tidak bisa meledak. Gimana
caranya, siram pakai air? Jangan! Sayang airnya, lagi musim kemarau soalnya. Tutup
pabriknya? Ga bisa juga. Seperti kata pepatah “mati satu tumbuh seribu”. Selama
bahan untuk membuat petasan dijual bebas, pabrik petasan akan tetap hidup. Terus
apa? Musnahkan bahan pembuat petasan? Yaa kali bahan itu cuman digunakan untuk
membuat petasan. Kan ga juga. Lalu apa?
Seperti yang saya tulis diatas,
kita buat petasan tidak bisa meledak. Dengan cara HENTIKAN PRODUKSI KOREK API. Menurut
saya ini adalah solusi yang paling tetap untuk menyikapi fenomena petasan
ketika Ramadhan. Hanya dengan korek api petasan bisa meledak. Lalu akan muncul
sanggahan “Pakai Kompor gas kan bisa”. Ini sanggahan bodoh. Pertama, kalian
emang mau bawa kompor gas kemana mana. Berat, lagiyan besar juga. Kedua,
masalah waktu. Petasan akan meledak sepersekian detik setalah disundut. Dengan menggunakan
korek api saja masih bisa meledak ditangan apalagi dengan menggunakan kompor
gas. Harus ke dapur dulu, setelah itu lari lagi ke jalan untuk melempar
petasannya. Yaaa keburu meledak ditangan juga kan. Dengan menghientikan korek
api, para polisi bisa menghemat anggaran uang bensin untuk merazia pabrik
petasan. Dan tenaga polisi juga bisa lebih digunakan untuk memberantas
kejahatan malam hari. Kan sekarang lagi marak-maraknya kejahatan malam hari. Masa
kalah sama kaum vigilante yang berpakaian putih-putih.
Menghentikan produksi korek api
juga akan menghentikan aktivitas merokok. Yaa kali kemana mana bawa kompor gas
buat nyalain rokok hahahaha. Tapi, kalo pake vape gimana ya? Gatau juga sih
kalo pakai vape hahah :p.
Lumayan lah, lumayan JAYUS hahaha >_<
BalasHapusIf You Need University Profile Creation Services, Please contact us at 0857.1087.1087 or visit our website: http://www.jasvidstudio.com/
BalasHapusResults Showreel Our Work, Sample Profile UIN SYARIF HIDAYATULLAH JKT: http://www.youtube.com/watch?v=FZp4WiMfgeE
Jasa Video Company Profile