”Kita bisa bersatu karena 2 Hal. Pertama adanya musuh bersama dan kedua
adalah Film Porno”
Tadi
Malam saya menonton Program Mata Najwa di salah satu stasiun TV swasta. Masih dengan
topic yang sama yaitu “PSSI bisa apa”. Saya melihat sisi lain dari apa yang
dibicarakan oleh narasumber yang diundang tadi malam. Saya mau melihat masalah
sepak bola Indonesia saat ini dari sisi supporter. Dengan kondisi PSSI yang
sekarang, seharusnya supporter lah yang diuntungkan. Kenapa seperti itu? Karena
menurut saya, dengan kondisi sekarang PSSI yang sekarang ini lah supporter
seluruh Indonesia bisa bersatu, tanpa pandang dari mana berasal atau supporter
club apa. Kondisi sekarang ini bisa dijadikan momentum oleh supporter seluruh Indonesia
untuk menekan angka atau bahkan menghilangkan tawuran antar supporter. Dan akhirnya,
supporter Indonesia bisa bebas dari keributan, kericuhan atau apapun itu
istilahnya.
“Musuh” Bersama
Kita
bisa ambil pelajaran dari apa yang terjadi ketika perang menuju kemerdaan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Rakyat Nusantara bisa dipersatukan oleh
satu “musuh” yaitu pejajah (Belanda atau NICA). Sekarang kondisinya adalah PSSI
bisa dijadikan musuh bersama oleh para supporter Indonesia. Ketika sudah ada
musuh bersama, dipastikan pihak yang telah dirugikan oleh ”musuh” tersebut akan
bersatu untuk melawannya. Tetapi, kenapa PSSI dijadikan musuh bersama? karena
kebohongan yang telah dilakukan oleh sebagian petinggi PSSI. Sekarang kita
tidak bisa mengelak bahwa pengaturan skor yang terjadi di persepak bolaan
Indonesia itu dilakukan oleh beberapa petinggi atau pengurus PSSI. Para
supporter sudah meluangkan waktu dan uangnya datang ke stadion untuk mendukung
team mereka dalam menjalani kompetisi baik ketika home maupun away. Tapi, apa
yang mereka dapat? Hanya kebohongan dari pertandingan tersebut. Ternyata pertandingan
tersebut sudah diatur siapa yang menang dan yang kalah. Ketika sudah diatur
seperti itu, jangan harap bahwa kualitas sepak bola kita akan meningkat. Kenapa?
Karena menang bukan karena skill atau tactic pelatih. Tapi ditentukan oleh
siapa yang bayar paling besar.
Permasalahan
pengaturan skor ini juga berdampak pada Timnas Negara tersebut. Saya bermain
sebuah game yang namanya football manager. Mungkin sebagian dari kita tahu lah
game tersebut. Bagaimana mengelola sebuah klub untuk menjadi mapan secara tactic
dan pemain maupun secara bisnis (keuangan). Dan dari game tersebut saya
mendapatkan pelajaran bahwa klub merupakan tiang penyangga timnas. So, klub
harus menjadi tempat untuk menempa para pemain agar bisa digunakan untuk
kepentingan Timnas, untuk membuat Timnas mereka berpresitasi. Gampangnya adalah
klub berguna seperti kawah Candradimuka. Tetapi, yang terjadi di Indonesia
adalah skill pemain nomor sekian yang penting ada duit berapa. Akhirnya, klub yang
mapan dari segi pemain dan tactic akan kalah dengan klub yang mapan dari segi
uang. Dan pemain yang dengan skill diatas rata-rata akan tertutupi dengan
pemain dengan skill biasa aja. Kita tidak bisa manafikkan bahwa kemenangan
adalah segalanya dalam sepak bola professional. Dan pasti tim yang juara,
pemainnya akan diambil oleh timnas karena dianggap punya skill bagus. Tapi bagaimana
jika klub yang menang tersebut karena uang bukan skill ataupun tactic pelatih? Apa
yang akan terjadi pada Timnas-nya?
Lalu
apa dampaknya buat supporter? Gini yaaa, tidak ada supporter yang ingin klub
mereka kalah. Bukan karena tenaga yang sudah dikeluarkan demi mendukung klub
tersebut. Tapi, karena para supporter tidak mau di-Bully oleh supporter lain karena teamnya kalah. Apalagi, jika team
terserbut punya kualitas pemain dan pelatih diatas rata-rata dan team tersebut Kalahan. Yang kena serangan psikologis
adalah supporter. “team lu tuh kalahan!! Padahal pemain sama pelatihnya udah bagus!!”.
Sakit hati tuh pasti (saya juga ngerasain). ketika para supporter saling
membully satu sama lain, pasti ada yang sakit hati. Dan hal tersebut merupakan
akar dari tawuran antar supporter. Kalo kalahnya karena kesalahan pemain atau
tactic dari pelatih mungkin para supporter akan lebih legowo karena kalahnya
dengan “bermartabat” tapi kalo karena pertandingan tersebut sudah diatur, saya
kira tidak ada supporter yang menerimanya.
Pengaturan
Skor yang dilakukan oleh beberapa petinggi dari PSSI, membuat para supporter
kehilangan kepercayaan kepada PSSI. Manusia-manusia yang seharusnya membawa
sepak bola Indonesia ke tempat yang lebih baik malah melakukan sebaliknya. Saya
kira, sudah saatnya supporter Indonesia bersatu, tanpa melihat dari club mana, “lu
Bonek, gue Aremania, lu The Jak, gue Viking”. Dan bersatu untuk MENGATAKAN
TIDAK KEPADA PSSI”.
Akan pecah lagi
Dari
uraian diatas (walaupun ga begitu jelas sih), para supporter di Indonesia bisa
bersatu dan menghilangan konflik yang terjadi selama ini dengan menggunakan
PSSI menjadi musuh bersama dan melawan PSSI. Tapi, ketika PSSI sudah direvolusi
dan sepak bola Indonesia sudah membaik bahkan bisa berbicara banyak dipanggung
international, apakah keadaan supporter akan baik-baik saja? Bahasa gampangnya
adalah siapa yang akan dijadikan musuh bersama untuk tetap bersatu? Ada dooong,
yaitu saat Timnas Indonesia menjalankan pertandingan. Yaa bisa sih, tapi
pertandingan Timnas hanya beberapa kali, masih banyakan pertandingan klub dalam
satu musim.
Yaaaa
menurut saya yang akan terjadi setelah PSSI menjadi lebih baik adalah supporter
Indonesia akan kembali pecah. Kenapa? Yaa saya belajar dari apa yang terjadi
dengan Indonesia. Dulu kita bersatu melawan penjajah dan sekarang kita malah
terpecah. Kita lihat yag terjadi sekarang, Lu cebong, gue kampret, lu Islam,
gue kafir. Kan yang terjadi seperti itu. Dan mungkin ini juga akan terjadi pada
supporter Indonesia jika PSSI sudah bisa membawa sepak bola ke tempat yang lebih
tinggi. Seperti yang tulis diatas, yang membuat kita bersatu adalah Musuh
bersama dan Film Porno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar