Selasa, 27 Desember 2016

Kunjungan MA. Attaqwa Puteri ke Malang (Hari Pertama)



Senin, 19 Desember 2016

Pukul 14.00 saya sedang duduk didepan salah satu minimarket dibilangan jalan Soekarno-Hatta, Malang. Langit sudah mulai gelap. Keadaan seperti ini sudah biasa terjadi ketika malang dilanda musim hujan. Seperti sudah terpola. Habis dzuhur pasti akan turun hujan. Hari ini adalah hari dimana saya akan kedatangan pasukan dari MA.Attaqwa Pusat Puteri. Mereka akan mengadakan kunjungan selama 3 hari di kota Malang. Kunjungan ke tempat-tempat wisata yang ada di Malang Raya. Dimulai dengan pergi ke masjid Tibba dibilangan Turen.

Tidak terasa hujan turun semakin deras. Saya masih masih ditempat yang sama menunggu mereka tiba dihotel tempat mereka menginap. Entah sudah berapa gelas kopi dan berapa halaman buku yang sudah saya lahap untuk membunuh waktu. Ketika saya membaca jadwa yang diberikan oleh pihak sekoah. Mereka seharusnya tiba dipenginapan pukul 14.00. tetapi, sampai pukul 14.30 pun mereka belum tiba. Mungkin mereka sedang terjebak kemacetan. Karena saya melihat jalanan didepan saya penuh dengan kendaraan yang mengantri untuk berjalan. Akhirnya mereka tiba pukul 15.30.

Perlahan perserta perjalanan kali ini turun dari bus. Perjalanan kali ini menggunakan salah satu biro perjalanan yang dikelola oleh salah satu alumni Pondok Pesantren Attaqwa. Kalau tidak salah namanya adalah ”Berkah Tour n Travel”. Wajah-wajah lusuh, capai menghiasi pemandangan saya. Wajar saja. Setelah menempuh perjalanan selama 16 Jam menggunakan kereta api Matarmaja yang dikenal sangat tidak ramah untuk pantat penumpangnya. Ditambah lagi dengan mereka langsung menuju masjid Tibban. Saya menjadi bingung, ini liburan atau bagaimana. Liburan kok tidak ceria hehehe. Yaa mungkin mereka baru pertama kali menempuh perjalanan darat yang jauh. karena hampir 90% dari santri itu berasal dari daerah Jabotabek. Padahal, setelah ini mereka akan kembali melanjutkan perjalanan ke Alun-Alun Kota Wisata Batu (menurut rundown acara).

Setelah permasalah terkait penurunan barang-barang bawaan, mereka segera melanjutkan untuk check-in penginapan. Saya ikut membantu sebisa saya. Walaupun pihak tour n travel nya sudah mempunyai crew. Walaupun hanya sebatas mengatur lalu lintas lift hehehe. Sebenarnya tujuan saya bukan untuk membantu pihak Tour Travel (emang ga membantu sih malah tambah bikin repot) tapi untuk menemui saudara saya yang ikut dalam perjalanan kali ini. Kebetulan saudara saya menjadi staff pengajar di MA. Attaqwa Puteri. Dan juga karena orang tua saya sudah bawel dari pagi sudah nelon agar saya menemui saudara saya tersebut.

Akhirnya ketemu lah saya dengan saudara saya tersebut. Tidak ada yang istimewa sebenarnya. Tapi kalau boleh jujur, saya lebih dekat dengan saudara saya ini dibandigkan dengan orangtua saya sendiri. Karena saudara saya ini lah yang menjadi orangtua saya ketika saya bersekolah di Pondok Pesantren Attaqwa Putera. Tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata jasa beliau terhadap saya. Saya sendiri menganggap kalau saya sudah dianggap seperti anak sendiri oleh mereka. Kapan lagi bisa membalas kebaikan beliau. Walaupun hanya sebatas membawakan belanjaan atau hanya mendengarkan nasihat-nasihat (baca:omelan)  dari beliau.  Karena itu lah saya memutuskan untuk ikut dalam perjalanan kali ini.


Adzan maghrib sudah berkumandang. Agenda selanjutnya yang akan mereka lewati adalah mengunjungi alun-alun kota batu. Tetapi, sebagian dari peserta (guru dan santri) terlihat kelelahan. Ada juga yang masih terlihat segar bugar. Alhasil diputuskan agenda ke alun-alun kota batu dibatalkan. Tetapi, bagi mereka yang tidak merasa capai pembatalan agenda ini tentu mengecewakan. Itu terlihat dari raut wajah mereka. Mungkin mereka BT (baca:gabut) karena tidak ada kerjaan. Akhirnya, ada yang saling menggangu satu sama lain dengan mengetuk pintu kamar kemudian lari entah kemana. Saya yang mengamati sambil membaca dan menulis (dairy kali ini) hanya bisa tersenyum. Yang ada dipikiran saya adalah “anak-anak ini kurang kerjaan amat yaa”.

Setelah melihat tingkah ga jelas mereka, saya memberanikan diri untuk mengajak mereka ngobrol. Awalnya sedikit takut sih karena saya takut jika mereka masih terikat peraturan pondok untuk tidak dekat dengan lawan jenis apalagi status saya adalah alumni Pondok Puteranya. Memang agak tabu ketika santri yang putera berhubungan dengan santri puteri. Tapi mau bagaimana lagi daripada mereka bete dan agak sedikit kecewa mendingan saya yang menetralisir suasana gabut tadi. Saya mengobrol dengan 2 orang santri. Saya tidak tahu siapa namanya dan memang saya tidak menanyakan hehehe. Kita ngobrol mulai dari masalah kuliah sampai dengan masalah tempat-tempat menarik di daerah malang raya. Ingin rasanya untuk mengajak mereka berjalan-jalan disekitar lingkungan hotel tempat mereka menginap. Tetapi, karena diluar masih hujan saya urugkan niat tersebut. Tapi, saya masih ada janji dengan mereka untuk mengajak mereka berjalan-jalan disekitar hotel. Sampai sekarang masih belum bisa saya tepati karena beberapa kendala waktu itu. Semoga mereka tidak menganggap itu sebagai hutang. Karena susah untuk diwujudkan hehehe.

Hari pertama berakhir seperti ini. Mungkin yang berkesan menurut mereka adalah ketika perjalanan dari Bekasi menuju Malang dan perjalanan ke Masjid Tibban. Akhirnya, saya memutuskan untuk pulang ke kost untuk beristirahat. Sebelum pulang saya sempatkan untuk pamit kepada saudara saya tersebut. Dan beliau berpesan untuk datang besok dan ikut masuk dalam rombongan perjalanan. Saya hanya bisa bilang iya tanpa bisa menjawab tidak padahal besok ada acara di UKM, yaitu peringatan ulang tahun Soe Hok Gie. Bodo amat lah yaa. Besok yaa besok, sekarang yaa sekarang. Besok gimana kek.hehehe. akhirnya saya pun pulang ke kost dan langsung tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar