Macet merupakan masalah yang sangat besar bagi
Ibu Kota sebuah negara. Karena sebagai pusat pemerintahan, pusat perokonomian
dan pusat-pusat yang lain, tentunya sangatlah menjadi masalah jikalau adanya
kemacetan atau kendala menjalani aktifitas.
Masalah ini terjadi di Ibu Kota Negara Republik
Indonesia yaitu DKI Jakarta. Masalah ini merupakan momok bagi para warga
Jakarta dan sekitarnya (Bekasi, Depok, Tanggerang). Jikalau masalah ini terus
menerus berkembang tentunya akan menimbulkan kelumpuhan kegiatan dikerenakan
jalanan padat dan produktifitas pun pasti akan menurun.
Apakah masalah ini tidak ada solusinya.???
Tentu saja ada. Ada 3 solusi untuk mengurangi kemacetan ini. Yaitu, 3 in 1,
menggalakkan angkutan masal, dan yang terakhir adalah menekan pertumbuhan
kendaraan. Tetapi, dari 3 solusi diatas yang paling pas adalah dengan menekan
jumlah pertumbuhan kendaraan. Solusi 3 ini 1 itu sangatlah tidak kondusif.
Karena masih banyak joki-joki yang berkeliaran. Solusi yang kedua yaitu
angkutan masal. Solusi ini lebih baik daripada solusi pertama tadi. Karena
tentunya kendaraan pribadi tidak berkeliaran sebanyak sekarang. Tetapi, solusi
ini ada masalahnya juga yaitu dengan fasilitas kendaraan masal ini yang sangat
tidak layak. Mulai dari kendaraan yang sudah tidak layak jalan sampai dengan
supir yang ugal-ugalan. Nah, solusi yang terakhir ini yaitu dengan menekan
jumlah pertumbuhan kendaraan lah yang paling pas untuk menyelesaikan masalah
kemacetan di Jakarta.
Kemacetan itu terjadi karena jumlah kendaraan
yang tidak sesuai dengan lebar jalan ataupun panjang jalan. Jumlah kendaraan
yang terlalu banyak tidak sesuai dengan keadaan jalan yang terlalu sempit. Jadi
kendaraan itu sangat sumpek. Kita ambil perumpamaan ketika kita berdesakan di
tempat umum. Jumlah manusia dan luas tempat yang tidak seimbang akan
menyebabkan kita berdesakan dan untuk berjalan pun kita susah. Sama halnya
dengan kendaraan yang di jalan tadi. Jumlah kendaraan yang sangat tidak
seimbang dengan luas jalan tersebut mengakibatkan kecepatannya pun terbatas dan
ini yang mengakibatkan terjadinya kemacetan.
Menurut sumber yang dapat dari SATLANTAS Polda
Metro Jaya pada tahun 2011 untuk wilayah Jakarta, Depok, Tanggerang dan Bekasi
jumlah kendaraan bermotor mencapai 13.347.802 kendaraan. Dan diperkirakan untuk
tahun 2012 ini meningkat 10-12% atau jikalau dihitung mencapai 1.300.000 jumlah
kendaraan baru atau 3.561 kendaraan perharinya.
Dengan pertumbuhan kendaraan yang sangat
signifikan ini diperkirakan pada tahun 2014 kecepeatan kendaraan hanya berkisar
sekitar 10-20 KM/jam. Jikalau kita berandai-andai jarak yang ditempuh sekitar
10 KM dengan kecepatan 10km/jam berarti waktu yang kita tempuh sekitar 1 jam. Bayangkan
jika kendaraan kita bisa mencapai kecepatan 60km/jam dengan jarak 10km berarti
waktu yang kita tempuh hanya 1/6 jam atau sekitar 10 menit saja. Dengan problematika
pertumbuhan kendaraan yang sangat signifikan ini juga diperkirakan pada tahun
2020 jarak 2km itu bisa ditempuh dalam waktu 2 tahun (mungkin lebay sedikit). Dengan
waktu yang sangat panjang itu hanya untuk menempuh jarak 2 km. ini kita sama
saja dengan mati perlahan. Kalo seperti ini mendingan kita bunuh diri saja lah.
mampir blogku dit :D
BalasHapushahai..
BalasHapusmenurutku cara yang paling efektif itu.
BalasHapusNAIKAN PAJAK KENDARAAN PRIBADI.
PERBAIKI PRASARANA UMUM.
mungkin 2 ituyang terpenting.