Jumat, 06 Juli 2012

Mencegah Macet


Macet merupakan masalah yang sangat besar bagi Ibu Kota sebuah negara. Karena sebagai pusat pemerintahan, pusat perokonomian dan pusat-pusat yang lain, tentunya sangatlah menjadi masalah jikalau adanya kemacetan atau kendala menjalani aktifitas.

Masalah ini terjadi di Ibu Kota Negara Republik Indonesia yaitu DKI Jakarta. Masalah ini merupakan momok bagi para warga Jakarta dan sekitarnya (Bekasi, Depok, Tanggerang). Jikalau masalah ini terus menerus berkembang tentunya akan menimbulkan kelumpuhan kegiatan dikerenakan jalanan padat dan produktifitas pun pasti akan menurun.

Apakah masalah ini tidak ada solusinya.??? Tentu saja ada. Ada 3 solusi untuk mengurangi kemacetan ini. Yaitu, 3 in 1, menggalakkan angkutan masal, dan yang terakhir adalah menekan pertumbuhan kendaraan. Tetapi, dari 3 solusi diatas yang paling pas adalah dengan menekan jumlah pertumbuhan kendaraan. Solusi 3 ini 1 itu sangatlah tidak kondusif. Karena masih banyak joki-joki yang berkeliaran. Solusi yang kedua yaitu angkutan masal. Solusi ini lebih baik daripada solusi pertama tadi. Karena tentunya kendaraan pribadi tidak berkeliaran sebanyak sekarang. Tetapi, solusi ini ada masalahnya juga yaitu dengan fasilitas kendaraan masal ini yang sangat tidak layak. Mulai dari kendaraan yang sudah tidak layak jalan sampai dengan supir yang ugal-ugalan. Nah, solusi yang terakhir ini yaitu dengan menekan jumlah pertumbuhan kendaraan lah yang paling pas untuk menyelesaikan masalah kemacetan di Jakarta.

Kemacetan itu terjadi karena jumlah kendaraan yang tidak sesuai dengan lebar jalan ataupun panjang jalan. Jumlah kendaraan yang terlalu banyak tidak sesuai dengan keadaan jalan yang terlalu sempit. Jadi kendaraan itu sangat sumpek. Kita ambil perumpamaan ketika kita berdesakan di tempat umum. Jumlah manusia dan luas tempat yang tidak seimbang akan menyebabkan kita berdesakan dan untuk berjalan pun kita susah. Sama halnya dengan kendaraan yang di jalan tadi. Jumlah kendaraan yang sangat tidak seimbang dengan luas jalan tersebut mengakibatkan kecepatannya pun terbatas dan ini yang mengakibatkan terjadinya kemacetan.

Menurut sumber yang dapat dari SATLANTAS Polda Metro Jaya pada tahun 2011 untuk wilayah Jakarta, Depok, Tanggerang dan Bekasi jumlah kendaraan bermotor mencapai 13.347.802 kendaraan. Dan diperkirakan untuk tahun 2012 ini meningkat 10-12% atau jikalau dihitung mencapai 1.300.000 jumlah kendaraan baru atau 3.561 kendaraan perharinya.

Dengan pertumbuhan kendaraan yang sangat signifikan ini diperkirakan pada tahun 2014 kecepeatan kendaraan hanya berkisar sekitar 10-20 KM/jam. Jikalau kita berandai-andai jarak yang ditempuh sekitar 10 KM dengan kecepatan 10km/jam berarti waktu yang kita tempuh sekitar 1 jam. Bayangkan jika kendaraan kita bisa mencapai kecepatan 60km/jam dengan jarak 10km berarti waktu yang kita tempuh hanya 1/6 jam atau sekitar 10 menit saja. Dengan problematika pertumbuhan kendaraan yang sangat signifikan ini juga diperkirakan pada tahun 2020 jarak 2km itu bisa ditempuh dalam waktu 2 tahun (mungkin lebay sedikit). Dengan waktu yang sangat panjang itu hanya untuk menempuh jarak 2 km. ini kita sama saja dengan mati perlahan. Kalo seperti ini mendingan kita bunuh diri saja lah.

Jadi, kesimpulannya adalah cara yang paling efektif untuk mencegah bahkan menghilangkan kemacetan adalah mengurangi pertumbuhan kendaraan darat baik itu motor maupun mobil.

3 komentar:

  1. menurutku cara yang paling efektif itu.

    NAIKAN PAJAK KENDARAAN PRIBADI.
    PERBAIKI PRASARANA UMUM.

    mungkin 2 ituyang terpenting.

    BalasHapus