Cinta itu
apasih? Gue juga bingung kalau disuruh menerjemakan atau mendefinisikan kata
yang satu ini. Cinta itu mungkin sebuah rasa atau juga sebuah sifat. Entahlah apa
itu cinta. Cinta membuat dunia ini lebih bermakna. Ya bisa dikatakan kita ada
di dunia itu karena cinta. Tapi apa itu cinta gue sampai sekarang masih terus
mencari dan mencari definisi kata tersebut. Dari beberapa definisi gue seperti
tidak cocok.
Kebanyakan anak
muda sekarang mengatas namakan cinta untuk pacaran. Pacaran adalah sebuah
ikatan antara dua orang manusia baik itu sesama maupun beda jenis diatas rasa
yang sama yaitu cinta. Tapi, kembali lagi apakah itu cinta? Dan saya pun masih
belum bisa menjawab apa itu cinta.
Fisika adalah
sebuah ilmu yang mempelajari seluk beluk alam ini. Apa saja yang terjadi di alam
ini coba dijelaskan oleh fisika. Contohnya adalah perubahan waktu yang ada di
dunia ini yang disebabkan oleh revolusi bumi terhadap matahari dan rotasi bumi
pada porosnya.
Tapi, bagaimana
jikalau cinta dibahas dalam ilmu fisika? Apakah bisa? Bisa ga sih? Tapi kayaknya
bisa. Penjelasan ini bukan teori yang baru dalam fisika, tapi teori lama yang
dikembangkan dan didefinisikan menurut perspektif cinta. Apasih maksudnya? Ya maksudnya
itu dari rumus fisika dan istilah fisika bisa dibuat sebagai perumpamaan cinta.
Contohnya makna cinta yang ditulis oleh teman gue yang ketemu waktu Rakernas
ILP2MI di Semarang, namanya Mas Adul. Begini tulisannya :
“Jika laki-laki
memberikan getaran cinta kepada hati wanita mengakibatkan perubahan fluks
hati antar keduanya yang menghasilkan sebuah gelombang yaitu gelombang
cinta. Akibat adanya sinyal gelombang menimbulkan sinyal kehidupan
yang menghasilkan bunyi kehidupan yang indah dan haromonis”
Begitu lah
kira-kira perumpaan cinta dalam fisika. Tidak cuman itu, tadi malam gue
mengkhatamkan satu novel yang baru gue beli judulnya “The Jadzab Boy”. Disana juga
cinta diumpamakan melalui rumus fisika. Beginilah rumusnya :
Begitu model
rumusnya. Penjelasannya sebagai berikut kenapa bisa berbentuk rumus gaya
listrik :
Laki-laki yang diibaratkan
mempunyai muatan positif yang mempunyai panah mengarah keluar dan berarti memberi.
Tapi, kepada siapa harus memberi? Kalau tidak ada yang menerima gimana? Ga berguna
pastinya.
Perempuan yang
diibaratkan mempunyai muatan negative mempunyai panah yang mengarah ke dalam
yang berarti menerima. Jika dunia ini hanya perempuan yang hanya menerima tanpa
ada pemberi, ya tidak akan menjadi afdol dunia ini.
Rumus diatas
dibaca “gaya listrik sama dengan konstanta dikali muatan pertama, dikali muatan
kedua dibagi kuadrat jarak”. Nah, dimana nyambungnya dengan cinta? Dari rumus
diatas cinta bisa diibaratkan. Cinta sama dengan konstanta percintaan dikali
hati pertama dikali hati kedua, lalu dibagi kuadrat jarak antar hati. Kesimpulannya
jikalau cinta kita ingin bernilai besar maka kita harus memperbesar hati kita
dalam arti pemaaf. Lalu mendekatkan hati kita kepadanya sedekat-dekatnya. Tetapi,
disini bukan fisik kita yang berdekatan melainkan jiwa kita yang berdekatan
satu sama lain. Nah, ada konstanta disini adalah sesuatu yang membuat kita
tidak terpengaruh denga kondisi apapun semisal kecantikan, harta, atau yang
lain.
Dapat diambil
kesimpulan dari tulisan gue kali ini bahwa FISIKA bukan hanya ilmu tentang
pehitungan semata tetapi, banyak filosofi yang terkandung di dalamnya. Percayalah
Sains akan membuat kita lebih mudah untuk menjalani hidup di dunia ini.
Sumber teori:
Mas Adul (IKIP
PGRI SEMARANG)
Novel “The Jadzab Boy”
Ha ha ha, padahal penulisnya nggak serius - serius amat lho sama teori itu. Tapi ternyata ada yang mengapresiasi.
BalasHapusTerima kasih ya,
(mewakili penulis),,
iya bang/mas/pak hahaha :p
Hapussetelah dipikir pikir bener juga sih.. makanya langsung ada inspirasi buat nulis hehehe
Sekarang ini usiaku masih 21 tahun, jadi jangan dipanggil "pak" yah...
BalasHapuswaduuuh.. berarti kita cuman beda satu tahun haha :p
HapusMana yang lebih tua? aku atau kamu?
BalasHapus