Minggu, 17 Desember 2017

Bulan dan Bintang di Atas Kubah Masjid

Selasa, 12 Desember 2017

Kemarin malam ada salah satu teman yang menanyakan tentang simbol-simbol ke-Islam-an yang ada di Indonesia. Dia menanyakan tentang sarung dan peci yang lekat dengan kaum santri dan tentunya santri dekat sekali dengan Islam. Tetapi, saya memikirkan hal yang lain, yaitu kenapa kebanyakan kubah masjid di Indonesia ada lambang Bulan dan Bintang (bukan salah satu partai politik yaaa) atau hanya bulan saja. Kenapa sih bisa kepikiran buat simbol untuk kubah masjid itu seperti itu bukan simbol yang lain seperti matahari atau apapun itu yang melambangkan sebuah kekuasaan. Kenapa kekuasaan? Yaa karena masjid sering disebut dengan rumah Allah, berarti yaa seharusnya diletakkanlah simbol kekuasaan Allah. Yaa walaupun bulan atau bintang juga lambang kekuasaan Allah. Tetapi, yaa kenapa harus bulan atau bintang. *ini kenapa jadi bolak-balik gini dah*. Yaaa intinya saya mau mencoba menjawab kenapa yang diambil adalah simbol bulan dan bintang tersebut.

Keadaan Masyarakat Arab.

Seperti yang kita semua ketahui, bahwa Nabi Muhammad SAW. dilahirkan di kota Mekkah. Beliau lahir pada hari senin, 12 Rabiul Awal. Nah, pada saat itu kota Mekkah dilanda suatu yang namanya zaman kegelapan, kita biasa menyebutnya zaman Jahiliyah. Zaman dimana peradaban Mekkah mengalami kemunduran terutama masalah Akhlaq. Ketika itu, moralitas masyarakat arab sudah jatuh ke titik terendah. Perang antar suku, perbudakan serta penidasan oleh yang kaya terhadap yang miskin atau bisa kita bilang penghisapan manusia atas manusia terjadi pada masa jahiliyah. Hal yang seperti ini sama dengan yang terjadi ketika revolusi industry di eropa. Masyarakat terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas borjuis (penguasa) dan kelas Proletar (budak).


Tidak hanya itu, ketika masa jahiliyah ini juga terjadi diskriminasi terhadap kaum perempuan. Seperti yang ditulis di laman lampuislam.id, posisi kaum perempuan sangat tidak penting, mereka hanya diperlakukan sebagai alat pemuas nafsu bagi kaum laki-laki. mempunyai anak perempuan merupakan sebuah aib. Sampai-sampai ketika sebuah keluarga melahirkan bayi perempuan, bayi perempuan tersebut akan dibunuh. Intinya adalah, pada masa itu perempuan tidak memiliki kedudukan sama sekali.
Dari sedikit pemaparan tentang keadaan masyarakat arab ketika itu, bisa kita katakana bahwa arab mengalami yang namanya “Dark Age” atau masa kegelapan.

Bulan, Bintang diatas Kubah Masjid

Masjid merupakan tempat yang sacral, bisa dibilang symbol yang paling mendekati untuk mendefinisikan Islam. Ketika menyebut kata Masjid, pasti Islam-lah yang langsung terlintas dalam pikiran kita. Masjid merupakan tempat ibadah umat Islam. Disana berbagai kegiatan ibadah umat Islam dilaksanakan. Tidak hanya sholat, peringatan Maulid Nabi Muhammad pun kerap dilakukan di Masjid. Dahulu, masjid juga digunakan sebagai pusat perkembangan Ilmu pengetahuan. Saya pernah mendapatkan cerita tentang pendiri pondok pesantren tempat saya sekolah dahulu. Ketika belliau menuntut ilmu di kota Makkah, tidak ada system kelas seperti sekarang. Belajar dilakukan di Masjid. Yaa bisa dikatakan model belajarnya seperti pengajian-pengajian yang berkembang sekarang.

Seperti yang saya tulis diatas, Masjid di Indonesia (saya tidak tahu kalau diluar negeri, ga pernah ke luar negeri), tertutama dibagian kubahnya, rata-rata ada symbol bulan atau bintang, atau bahkan kedua-duanya. Inilah yang menjadi pertanyaan saya, kenapa harus dua benda langit itu yang ada dibagian kubah masjid. Setelah membaca kembali keadaan masyarakat arab ketika itu, saya mendapatkan suatu jawaban yang mungkin bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Kita tahu bahwa masyarakat Arab pada waktu itu mengalami “Dark Age” atau masa kegelapan. Saya sedikit tertarik dengan kata “Gelap”. Pertama kali yang terlintas dipikiran saya ketika mendengar kata gelap adalah “Ketiadaan Cahaya”. Contohya ketika malam tiba. Selain lampu-lampu yang memberikan cahaya, ada benda langit yang bercahaya yaitu Bulan dan Bintang. Yaa walaupun Bulan hanya memantulkan cahaya. Tetapi, ketika dilihat dengan mata telanjang dari Bumi, Bulan seperti memancarkan cahaya. saya pernah mengalami pengalaman dengan Bulan. Waktu itu, saya sedang melakukan perjalan disebuah gunung. Keadaan waktu itu sangat terbatas. Saya dan teman-teman dikasih sedikit masalah, mulai dari tersasar sampai dengan tidak mempunyai alat penerangan yang memadai dan kita harus terus melanjutkan perjalanan. Dan untungnya waktu itu alam mendukung kita, Bulan dalam keadaan purnama. Alam pun membantu kita dengan cahaya yang dipancarkan oleh Bulan kita tetap bisa melanjutkan perjalanan.

Nah, kembali ke topic. Dalam Al-Quran (saya lupa surat dan ayat-nya), Allah berfirman yang artinya seperti ini, “Sesunggunya Aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan Akhlaq Manusia”. Jika kita kaitkan firman Allah dengan masa kegelapan tadi, Nabi Muhammad seperti sebuah pelita ditengah gelapnya malam. Beliau membuat kita bisa melihat ketika gelap, bisa memilih mana jalan sebelah kanan dan sebelah kiri, apakah didepan kita ada jurang atau tidak, ada batu atau tidak dan lain sebagainya. Beliau hadir memberi petunjuk jalan mana yang harus kita tempuh untuk hidup yang lebih baik. Saya pernah berdiskusi dengan seorang teman saya di UKM, dia bilang seperti ini, referensi manusia beriman yang digambarkan oleh Al-Quran itu bukan Muhammad tetapi Ibrahim. Tapi, jika masalah Akhlaq, Muhammad-lah referensinya. Saya jadi teringat kata-katanya almarhum Gus Dur, kurang lebih seperti ini “Tidak penting apa agamamu dan sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang vaik kepada semua orang, orang tidak akan bertanya apa agamamu”. Yaaa memang seperti itu, karena menurut saya, hubungan dengan sesama manusia juga penting. Percuma agama kita baik tetapi, hubungan kita dengan sesama makhluk hidup buruk. Islam yang dibawa Muhammad mengajarkan kita bahwa Hubungan dengan Allah dan Hubungan dengan Makhluk hidup lainnya harus seimbang. Jadi, bisa dikatakan bahwa Islam merupakan menyempurnakan agama-agama sebelumnya. Yang membuat manusia pindah dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang.

Dari penjelasan diatas (dari mulai sebelum Nabi Muhammad lahir sampai dengan alasan kenapa beliau diutus kepada umat manusia) kita bisa ambil kesimpulan bahwa symbol bulan atau bintang yang ada di kubah masjid mendefinisakan bahwa Islam itu adalah agama yang menerangi umatnya dikala kegelapan melanda mereka.

Yaa mungkin itu dulu untuk kali ini, sebenarnya inti dari tulisan ini cuman gitu sih. Cuman yaa apa salahnya beragi walapun sedikit. Hehehe J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar