Kemarin
malam ada salah satu teman yang menanyakan tentang simbol-simbol ke-Islam-an
yang ada di Indonesia. Dia menanyakan tentang sarung dan peci yang lekat dengan
kaum santri dan tentunya santri dekat sekali dengan Islam. Tetapi, saya
memikirkan hal yang lain, yaitu kenapa kebanyakan kubah masjid di Indonesia ada
lambang Bulan dan Bintang (bukan salah satu partai politik yaaa) atau hanya
bulan saja. Kenapa sih bisa kepikiran buat simbol untuk kubah masjid itu
seperti itu bukan simbol yang lain seperti matahari atau apapun itu yang
melambangkan sebuah kekuasaan. Kenapa kekuasaan? Yaa karena masjid sering
disebut dengan rumah Allah, berarti yaa seharusnya diletakkanlah simbol
kekuasaan Allah. Yaa walaupun bulan atau bintang juga lambang kekuasaan Allah.
Tetapi, yaa kenapa harus bulan atau bintang. *ini kenapa jadi bolak-balik gini
dah*. Yaaa intinya saya mau mencoba menjawab kenapa yang diambil adalah simbol
bulan dan bintang tersebut.
Keadaan Masyarakat Arab.
Seperti
yang kita semua ketahui, bahwa Nabi Muhammad SAW. dilahirkan di kota Mekkah.
Beliau lahir pada hari senin, 12 Rabiul Awal. Nah, pada saat itu kota Mekkah
dilanda suatu yang namanya zaman kegelapan, kita biasa menyebutnya zaman
Jahiliyah. Zaman dimana peradaban Mekkah mengalami kemunduran terutama masalah Akhlaq.
Ketika itu, moralitas masyarakat arab sudah jatuh ke titik terendah. Perang antar
suku, perbudakan serta penidasan oleh yang kaya terhadap yang miskin atau bisa
kita bilang penghisapan manusia atas manusia terjadi pada masa jahiliyah. Hal yang
seperti ini sama dengan yang terjadi ketika revolusi industry di eropa. Masyarakat
terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas borjuis (penguasa) dan kelas Proletar
(budak).
Tidak
hanya itu, ketika masa jahiliyah ini juga terjadi diskriminasi terhadap kaum
perempuan. Seperti yang ditulis di laman lampuislam.id, posisi kaum perempuan
sangat tidak penting, mereka hanya diperlakukan sebagai alat pemuas nafsu bagi
kaum laki-laki. mempunyai anak perempuan merupakan sebuah aib. Sampai-sampai ketika
sebuah keluarga melahirkan bayi perempuan, bayi perempuan tersebut akan dibunuh.
Intinya adalah, pada masa itu perempuan tidak memiliki kedudukan sama sekali.
Dari
sedikit pemaparan tentang keadaan masyarakat arab ketika itu, bisa kita katakana
bahwa arab mengalami yang namanya “Dark
Age” atau masa kegelapan.
Bulan, Bintang diatas Kubah Masjid
Masjid
merupakan tempat yang sacral, bisa dibilang symbol yang paling mendekati untuk
mendefinisikan Islam. Ketika menyebut kata Masjid, pasti Islam-lah yang
langsung terlintas dalam pikiran kita. Masjid merupakan tempat ibadah umat
Islam. Disana berbagai kegiatan ibadah umat Islam dilaksanakan. Tidak hanya
sholat, peringatan Maulid Nabi Muhammad pun kerap dilakukan di Masjid. Dahulu,
masjid juga digunakan sebagai pusat perkembangan Ilmu pengetahuan. Saya pernah
mendapatkan cerita tentang pendiri pondok pesantren tempat saya sekolah dahulu.
Ketika belliau menuntut ilmu di kota Makkah, tidak ada system kelas seperti
sekarang. Belajar dilakukan di Masjid. Yaa bisa dikatakan model belajarnya seperti
pengajian-pengajian yang berkembang sekarang.
Seperti
yang saya tulis diatas, Masjid di Indonesia (saya tidak tahu kalau diluar
negeri, ga pernah ke luar negeri), tertutama dibagian kubahnya, rata-rata ada
symbol bulan atau bintang, atau bahkan kedua-duanya. Inilah yang menjadi
pertanyaan saya, kenapa harus dua benda langit itu yang ada dibagian kubah
masjid. Setelah membaca kembali keadaan masyarakat arab ketika itu, saya
mendapatkan suatu jawaban yang mungkin bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Kita
tahu bahwa masyarakat Arab pada waktu itu mengalami “Dark Age” atau masa kegelapan. Saya sedikit tertarik dengan kata “Gelap”.
Pertama kali yang terlintas dipikiran saya ketika mendengar kata gelap adalah “Ketiadaan
Cahaya”. Contohya ketika malam tiba. Selain lampu-lampu yang memberikan cahaya,
ada benda langit yang bercahaya yaitu Bulan dan Bintang. Yaa walaupun Bulan
hanya memantulkan cahaya. Tetapi, ketika dilihat dengan mata telanjang dari
Bumi, Bulan seperti memancarkan cahaya. saya pernah mengalami pengalaman dengan
Bulan. Waktu itu, saya sedang melakukan perjalan disebuah gunung. Keadaan waktu
itu sangat terbatas. Saya dan teman-teman dikasih sedikit masalah, mulai dari
tersasar sampai dengan tidak mempunyai alat penerangan yang memadai dan kita
harus terus melanjutkan perjalanan. Dan untungnya waktu itu alam mendukung
kita, Bulan dalam keadaan purnama. Alam pun membantu kita dengan cahaya yang
dipancarkan oleh Bulan kita tetap bisa melanjutkan perjalanan.
Nah,
kembali ke topic. Dalam Al-Quran (saya lupa surat dan ayat-nya), Allah
berfirman yang artinya seperti ini, “Sesunggunya Aku (Muhammad) diutus untuk
menyempurnakan Akhlaq Manusia”. Jika kita kaitkan firman Allah dengan masa
kegelapan tadi, Nabi Muhammad seperti sebuah pelita ditengah gelapnya malam. Beliau
membuat kita bisa melihat ketika gelap, bisa memilih mana jalan sebelah kanan
dan sebelah kiri, apakah didepan kita ada jurang atau tidak, ada batu atau
tidak dan lain sebagainya. Beliau hadir memberi petunjuk jalan mana yang harus
kita tempuh untuk hidup yang lebih baik. Saya pernah berdiskusi dengan seorang
teman saya di UKM, dia bilang seperti ini, referensi manusia beriman yang
digambarkan oleh Al-Quran itu bukan Muhammad tetapi Ibrahim. Tapi, jika masalah
Akhlaq, Muhammad-lah referensinya. Saya jadi teringat kata-katanya almarhum Gus
Dur, kurang lebih seperti ini “Tidak penting apa agamamu dan sukumu. Kalau kamu
bisa melakukan sesuatu yang vaik kepada semua orang, orang tidak akan bertanya
apa agamamu”. Yaaa memang seperti itu, karena menurut saya, hubungan dengan sesama
manusia juga penting. Percuma agama kita baik tetapi, hubungan kita dengan sesama
makhluk hidup buruk. Islam yang dibawa Muhammad mengajarkan kita bahwa Hubungan
dengan Allah dan Hubungan dengan Makhluk hidup lainnya harus seimbang. Jadi,
bisa dikatakan bahwa Islam merupakan menyempurnakan agama-agama sebelumnya. Yang
membuat manusia pindah dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang.
Dari
penjelasan diatas (dari mulai sebelum Nabi Muhammad lahir sampai dengan alasan
kenapa beliau diutus kepada umat manusia) kita bisa ambil kesimpulan bahwa
symbol bulan atau bintang yang ada di kubah masjid mendefinisakan bahwa Islam itu adalah agama yang menerangi
umatnya dikala kegelapan melanda mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar