Matematika adalah suatu ilmu yang
mengajarkan kita tentang logika (tulisan yang lalu). Ilmu matematika adalah
cabang ilmu yang paling tua yang pernah di pelajarari. Menurut A.Johnson dan
Rising (1972) mengatakan bahwa matematika dalah pola pikir, pola
mengorganisasikan, pembuktian logic, matematika itu adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat,
representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa simbol mengenai ide daripada
bunyi. Dan menurut James dan James (1976) mengatakan bahwa matematika adalah
ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi dalam 3
bidang yaitu, aljabar, analisis, dan geometri. Dan Kline (1973) mengatakan
bahwa matematika membantu manusia dalam memahami dan mengatasi permaslahan
sosial,ekonomi dan alam. Matematika tumbuh dan berkembang karena proses
berfikir, oleh karena itu logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika.
Dari penjelasan diatas kita dapat
menyimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu yang mempelajari logika dan
mengunakan logika juga untuk mempelajarinya. Matematika mempelajari hal-hal
yang ada, matematika tidak sanggup untuk mempelajari hal-hal yang tidak pernah
ada. Tetapi, matematika dapat meramal yang akan terjadi, tapi matematika tidak
menggunakan ilmu gaib melainkan matematika menggunakan pengalaman yang pernah
terjadi kemudian merumuskannya ke dalam sebuah formula dan akhirnya matematika
bisa atau mampu meramal sesuatu yang akan terjadi dengan pengembangan logika
yang dimiliki manusia. Bukan dengan hal yang berbau mistis yang tidak bisa
dijelaskan dengan logika manusia. Matematika adalah ilmu logika yang dapat
menganalisa bahkan meramal.
Mengutip dari pengalam seorang
dosen matematika di kampus gue yang menjabat sebagai ketua jurusan matematika
beliau pernah mempunyai pengalaman menemukan seorang pencuri dengan menggunakan
konsep logika atau ilmu matematika. Ceritanya panjang banget waktu gue masih
masa ospek jurusan ga mungkin gue certain disni.. intinya dia dapat
menyimpulkan bahwa seorang pencuri dengan menggunakan konsep matematika tanpa
berhubungan dengan paranormal yang menurut dia tidak masuk akal dan tidak
logis. Jadi, tetap pada konsep pada tulisan gue terdahulu bahwa matematika
bukan ilmu hitungan.
Dijelaskan diatas bahwa
matematika adalah ilmu matematika dapat membantu manusia mengatasi permasalahan
sosial, ekonomi, dan alam. Fenomena yang terjadi di masyarakat dapat disikapi
dengan menggunakan matematika. Tentunya bukan hitungan tetapi menggunakan pola
pikir matematika yaitu logika.
Kita mengetahui banyak sekali
fenomena dukun yang dapat menggandakan uang. Dan banyak pula yang tertipu
karena dukun ini. Mereka pun seakan percaya bahwa ada dukun yang mampu
menggandakan uang. Ini sangat diluar logika kita. Jikalau ada dukun yang mampu
menggandakan uang kenapa tidak untuk dia saja lah uangnya atau minimal kalo dia
mau membantu dia menunjukkan bahwa dia bisa menggandakan uang dengan cara dia
itu terlihat sangat kaya, mungkin menjadi orang paling kaya di dunia kalo bisa
menggandakan uang. Tetapi, apa yang terjadi malah dukun yang mengaku bisa
menggandakan uang ini sangat bisa dibilang jauh dari kekayaan. Minimal mah
punya mobil, gimana mau punya mobil, motor aja masih yang rongsokan.
Tetapi masyarakat yang tertipu
tidak mau mengkaji dulu apakah benar ada yang bisa menggandakan uang. Coba kalo
logikanya digunakan tidak akan muncul kasus seperti ini lagi. Dan para penipu
pun akan lebih kreatif lagi dalam menjalankan aksinya.
Sekarang kita mau menyalahkan
siapa? Diri kita??? Pemerintah?? Atau rumput yang bergoyang??? Sapa yang harus
disalahkan?? Pelaku penipuan? Mereka menipu memang tapi yang ditipu lebih salah
lagi , kenapa mau ditipu dengan hal yang tidak masuk akal. Mau nyalahin
pemerintah?? Ga tau deh kalo ini mau ga disalahin.
Coba kita telaah kembali, mengapa
ini bisa terjadi. Padahal kita itu sudah sekolah, sudah belajar, tetapi kok
masih bisa ketipu dengan hal yang sangat tidak masuk akal. Ini kembali kepada
judul diatas “Matematika dan Fenomena Penggandaan Uang”. Mengapa disangakutkan
lagi dengan matematika? Ya karena gue jurusan matematika ya gue sangkutin lah
dengan matematika.
Matematika membantu manusia dalam
mengatasi masalah yang mereka hadapi didunia ini. Tentunya dengan pola pikir
yang telah dibentuk oleh matematika itu. Tetapi, apakah di pendidikan dasar
diajarkan pola pikir matematika atau pola pikir yang logis?? Kalo kata gue sih
ga diajarin yang diajarin cuman hitung-hitungan sih.. ini yang membuat tidak
adanya pembentukan pola pikir matematika dan hasilnya masih ada yang percaya
dengan hal-hal yang tidak sama sekali masuk akal.
Permasalahan selanjutnya adalah
kenapa kembali pembelajaran matematika di sekolah yang dibahas kok bukan yang
di perguruan tinggi?? Ya pastinya yang di sekolah yang diperguruan tinggi kan
sudah pas dengan tujuan dan arti matematika. Dan korban-korban yang terkena
penipuan pun mayoritas yang sekolahnya hanya sebatas SMA dan SMP bahkan ada
yang masih SD. Coba sampai ke perguruan tinggi yang akan membentuk pola pikir
kita yang akan selalu menggunakan logika untuk menyikapi masalah dan fenomena
yang terjadi.
Jadi, kesimpulan saya adalah
hampir sama dengan tulisan yang lalu. Bahwa segera perbaiki pembelajaran
tentang matematika yang bukan membahas hitungan melainkan yang akan membentuk
pola pikir kita agar sesuai dengan logika dan masuk akal tidak ngawur dalam
mengambil keputusan dari suatu masalah.
HIDUPLAH DENGAN MATEMATIKA
NEGARA INI TIDAK AKAN MAJU KALAU
CARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TETAP SEPERTI INI!!!!!
DAN MASIH AKAN ADA KORBAN
PENIPUAN BERMOTIF PENGGANDAAN UANG YANG BERJATUHAN
WASSALAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar