Jumat, 01 Juni 2012

Matematika dan Makna yang Terkandung di dalamnya


Matematika adalah suatu mata pelajaran yang sangat dikenal di masyarakat Indonesia. Bukan terkenal karena kemudahannya untuk dipelajari akan tetapi karena mata pelajan ini merupakan momok bagi sebagian pelajar di negara kita ini. Karena kebanyakan para pelajar menganggap susah dengan mata pelajaran ini.
Saya disini akan mencoba untuk merubah persepsi kebanyakan orang tentang matematika. Karena matematika itu sangat mudah untuk dipahami, bahkan lebih mudah memahami matematika dibandingkan dengan memahami perasaan orang.

Matematika yang kebanyakan orang beranggap bahwa pelajaran ini merupakan ilmu pasti itu salah besar. Karena matematika bukan merupakan ilmu pasti tetapi matematika merupakan ilmu kesepakatan. Matematika tidak membutuhkan kecermatan dalam menghitung tetapi matematika sangat membutuhkan logika untuk menyelesaikannya.

Selama ini, yang diajarkan oleh para guru di sekolah dasar bahwa matematika merupakan ilmu hitungan. Begitu juga di sekolah lanjutan tingkat pertama dan atas, para guru ini mengajarkan bahwa matematika merupakan ilmu yang sangat membutuhkan kecermatan untuk menghitung hasil akhir dari suatu soal.
Tetapi setelah kita memasuki dunia perguruan tinggi, semua apa yang kita dapat di sekolah akan terbantahkan semua. Kita tidak mencari hasil akhir dalam suatu soal, tetapi kita mencari jalan keluar untuk memecahkan soal ini. Hasil akhir merupakan nomor kesekian untuk penilaian. 

Di perguruan tinggi matematika mengajarkan kita tentang yang dinamakan dengan logika. Kita diajarkan berfikir secara sistematis tidak berantakan dan mengikuti aturan yang telah diajarkan. Seperti contoh saat kita mengerjakan soal tentang konsep limit. Pada saat kita masih sekolah dulu para guru mengajarkan kita untuk mengerjakan konsep limit ini dengan menggunakan konsep turunan atau diferensial padahal konsep turunan dipelajari setelah kita memahami konsep limit. Ini sama seperti dengan apa yang terjadi di kehidupan masyarakt di Indonesia. Banyak sekali anak-anak kecil yang dewasa sebelum waktunya. Dikarenakan mereka diajakarkan untuk dewasa sebelum waktunya padahal masa kanak-kanak sangatlah masa yang sangat mengasikkan. Anak-anak sekarang lebih mengenal lagu-lagu orang dewasa daripada lagu-lagu seumuran mereka. Ini dikarenakan mereka menerapkan ajaran yang seharusnya belum mereka dapatkan.

Kembali kepada konsep limit tadi. Seharusnya kita mengerjakan konsep limit ini dengan konsep limit tersebut, dikarenakan bahwa konsep turunan itu belum dipelajari. Bahkan konsep turunan ini pun dipelajari setelah kita paham tentang konsep limit itu. Itulah yang diajarkan pada waktu sekolah. Ini dikarenakan para guru tersebut hanya mendidik untuk tujuan akhir bukan prosesnya. Padahal ada yang mengatakan bahwa “bukan hasil akhir yang penting tetapi bagaimana kita menuju hasil itu”. Dalam masalah konsep limit dan turunan ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kita tidak boleh lompat kepada masalah lain sebelum masalah yang satu terselesaikan. Ini juga berlaku pada firman Allah s.w.t yang berbunyi تفكروا فى خلق الله ولا تفكروا فى ذات الله  ini mengajarkan bahwa kita itu harus memahami dunia kita sendiri dulu baru dunia tuhan. Dunia kita sendiri aja kita belum paham bagaimana kita memahami dunia tuhan. Begitu juga dengan konsep limit dan turunan tadi. Kita itu harus memahami konsep limit tersebut baru kita memahami konsep turunan itu. Sedangkan konsep turunan itu berasal dari konsep limit itu. 

Hal ini merupakan kritikan tentang metode pembelajaran matematika di tingkat dasar. Mereka para pengajar mengajarkan bahwa matematika itu ilmu hitungan. Ini lah persepsi yang salah. Matematika bukan ilmu hitungan tetapi ilmu logika. Logika matematika sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam matematika akan dapat diambil pelajaran tentang kehidupan. Bagaimana kita menyelesaikan soal-soal dengan kemampuan nalar kita. Nalar disini akan dibentuk oleh matematika. Soal-soal tersebut kita anggap sebagai masalah yang harus kita selesaikan sesegera mungkin. Dengan cara apapun selagi itu baik dan telah diajarkan oleh para pendahulu kita. Disinilah logika itu bekerja. Bagaimana kita menyelesaikan suatu soal dengan modal rumus yang telah kita dapatkan. Seperti kita menyelesaikan soal tentang mencari volume bangunan dengan Integral dan menggunakan metode cakram. Kita berfikir disini bagaimana cara menyelesaikannya. Modal apa yang telah kita dapatkan? Kita tahu bahwa kalo memakai metode cakram itu mempunyai satu fungsi (f(x)) dan poligonnya tegak lurus dengan sumbu putar. Nah, dengan persyartan ini akan kita olah bagaimana mendapatkan volume tersebut. Disinilah logika kita bekerja. Apa yang harus kita lakukan dengan permasalahan ini. Logika akan menjawabnya. Hasil akhir sangatlah di nomor duakan dalam hal ini. Bagaimana kita menyelesaikan soal ini dengan metode yang kita dapatkan. Bagaimana kita mendapatkan hitung-hitungannya akan menguji logika kita. Intinya kita tidak harus hafal dengan rumus-rumus matematika tetapi kita paham kenapa rumus itu bisa menjadi begitu. Itu akan sangat membantu kita. Sama seperti kehidupan kita, kita harus paham tentang diri kita dulu baru kita akan tahu bagaimana cara kita menyelesaikan masalah kita. Kita tidak harus hafal tindakan yang akan kita lakukan setiap ada masalah. Kalau kita hafal tindakan kita untuk menyelesaikan masalah, masalah itu akan sulit diselesaikan karena setiap masalah itu akan selalu berbeda.

Tidak hanya sekedar itu, matematika juga mengajarkan kita untuk berubah dengan kemampuan diri kita sendiri tanpa bantuan orang lain. Seperti konsep integral, jikalau X2 di integralkan terhadap dx akan menjadi 1/3 X3, akan tetapi jikalau X2 di integralkan terhadap du akan menjadi X2 U. ini mengajarkan bahwa jikalau kita berubah dengan kemampuan diri sendiri kita akan berubah seperti tadi X2 di integralkan terhadap dx akan menjadi 1/3 X3. Dia angkanya berubah dan nilainya pun berubah. Berbeda dengan X2 di integralkan terhadap du akan menjadi X2 U. dia tidak berubah hanya memakai embel-embel yang membantu dia berubah. Nilainya tetap dan bentuknya pun tetap. Jikalau kita naik kelas dengan bantuan teman maka kita tidak akan berubah semakin lebih baih tetapi kita akan tetap begitu dan kita tidak akan lepas dengan teman yang membantu kita itu. Kita akan selalu bergantung kepada dia.

Jadi, mungkin ini aja yaa yang dapat gue bagiin tentang matematika. Yaaah kalo banyak kesalah tolong dikomen yaa. Gue juga di matematika baru semester 2 belum banyak paham tentang matematika. Ini baru pelajaran yang gue dapat dari mata kuliah kalkulus. Masih banyak lagi yang nanti akan gue ekspost ke dunia tentang apa yang gue dapatkan dari matematika. Intinya janganlah menganggap bahwa matematika itu ilmu hitungan tapi anggaplah bahwa matematika itu ilmu logika yang akan membantu kita menjalani kehidupan di dunia ini..,

BERBAHAGIALAH DENGAN MATEMATIKA
NEGARA INI TIDAK AKAN MAJU KALAU CARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TETAP SEPERTI INI!!!!!

WASSALAM

7 komentar:

  1. no comment dah :O
    good one for the first post :)

    BalasHapus
  2. hahaha mantaappp . (y)
    di empanin apaan lo pin dsna..?haha
    eh kuru,kpn balik lo ?
    merapat lah

    BalasHapus
    Balasan
    1. diempanin Matematika setiap hari gue...
      gue balik masih lama boy...
      kira-kira H-7 lebaran lah

      Hapus
  3. Balasan
    1. yaaaahh bahasa baru lagi nih sadoy.. apalgi tu sadoy

      Hapus
  4. kerenn vin..
    setuju dgn kata "Karena matematika itu sangat mudah untuk dipahami, bahkan lebih mudah memahami matematika dibandingkan dengan memahami perasaan orang."

    HIDUP MATEMATIKA ^_^

    BalasHapus